Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelelawar Diyakini Sebagai Pembawa Virus Corona, Apa Alasannya?

image-gnews
Virus penyebab leukimia ditemukan pada DNA kelelawar purba. telegraph.co.uk
Virus penyebab leukimia ditemukan pada DNA kelelawar purba. telegraph.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan mengatakan ular menjadi sumber awal virus Corona Wuhan, tetapi pakar penyakit menular mengatakan penyebab utama virus berasal dari kelelawar.

"Ketika Anda melihat urutan genetik virus, dan Anda mencocokkannya dengan setiap coronavirus yang dikenal, kerabat terdekat berasal dari kelelawar," kata Dr. Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance, sebuah organisasi nirlaba kesehatan lingkungan, dikutip dari CNN, 30 Januari 2020.

Profesor Guizhen Wu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina mengatakan dalam sebuah penelitian yang dirilis oleh jurnal medis Lancet pada hari Rabu, bahwa data yang mereka miliki sejauh ini konsisten dengan virus yang semula dibawa oleh kelelawar.

Kelelawar telah lama dilihat sebagai pembawa berbagai macam virus berbahaya.

Mamalia bersayap ini telah menjadi pengangkut bagi beberapa virus mematikan yang berbeda seperti Marburg, Nipah dan Hendra, yang telah menyebabkan penyakit pada manusia dan wabah di Uganda, Malaysia, Bangladesh, dan Australia. Kelelawar dianggap sebagai inang alami dari virus Ebola, rabies, SARS dan MERS. SARS dan MERS adalah virus yang sama yang berasal dari Wuhan.

Seringkali, ada perantara yang terlibat seperti halnya dengan SARS pada tahun 2003, seperti kucing musang, dan MERS yang muncul kemudian pada tahun 2000-an dan dibawa oleh unta.

Makan kelelawar telah dikaitkan dengan penyebaran penyakit virus Corona.[Weibo / Twitter/Express.co.uk]

Dalam kasus virus Nipah, yang dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk ensefalitis fatal (radang otak), infeksi ditelusuri kembali ke jus yang terbuat dari getah pohon kurma yang telah terkontaminasi oleh urin atau air liur kelelawar. Kelelawar bertengger di pohon-pohon tempat penduduk setempat memasang wadah untuk mengumpulkan getah nipah.

"Fakta bahwa coronavirus baru ini dikaitkan dengan kelelawar tidak mengherankan bagi ahli virus yang menangani virus kelelawar," kata Dr Stathis Giotis, ahli virologi di Departemen Penyakit Menular di Imperial College di London. "Kelelawar dikenal sebagai reservoir penting untuk virus yang muncul dan muncul kembali dengan potensi zoonosis."

Giotis mengatakan bahwa ada kemungkinan kelelawar tapal kuda Cina, spesies kelelawar biasa di Cina, yang bertanggung jawab atas virus Corona.

Satu kelelawar dapat menjadi inang berbagai virus tanpa menjadi sakit, menurut New York Times. Toleransi kelelawar terhadap virus, yang melebihi dari mamalia lain, adalah salah satu dari banyak ciri khas mereka. Mereka adalah satu-satunya mamalia terbang, melahap serangga pembawa berbagai macam penyakit, dan mereka sangat penting dalam penyerbukan banyak buah, seperti pisang, alpukat, dan mangga. Mereka juga merupakan kelompok yang sangat beragam, membentuk sekitar seperempat dari semua spesies mamalia.

Tetapi kemampuan mereka untuk hidup berdampingan dengan virus yang dapat menyebar ke hewan lain, khususnya manusia, dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan ketika kita memakannya, memperdagangkannya di pasar dan menginvasi wilayah mereka.

Mempelajari bagaimana mereka membawa dan bertahan hidup begitu banyak virus telah menjadi pertanyaan mendalam bagi sains, dan penelitian baru menunjukkan bahwa jawabannya mungkin bagaimana adaptasi evolusi kelelawar untuk terbang mengubah sistem kekebalan tubuh mereka.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

10 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

12 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

12 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

16 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

17 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

18 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

20 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

20 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

22 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

23 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?