TEMPO.CO, Yerusalem - Jaksa Agung Israel, Avichai Mandelblit, memasukkan dokumen dakwaan terhadap Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, di Pengadilan Distrik Yerusalem.
Ini dilakukan setelah Netanyahu menarik permintaan imunitas di parlemen Knesset. Selama ini, dakwaan tidak bisa diajukan karena adanya permintaan Netanyahu, yang harus dibahas di Knesset terlebih dulu untuk disetujui atau ditolak.
“Karena saya tidak mendapat proses yang benar, karena semua aturan di Knesset dilanggar, dan hasil dari prosedur ini telah ditentukan terlebih dulu tanpa pembahasan yang benar, saya memutuskan untuk tidak mengizinkan permainan kotor ini berlanjut,” kata Netanyahu dalam unggahan di Facebook sambil menyebut proses di Knesset sebagai sirkus seperti dilansir Times of Israel pada Selasa, 28 Januari 2020.
Berikut ini ringkasan tiga kasus yang didakwakan kepada Netanyahu oleh Jaksa Agung Israel:
Kasus 1000
Netanyahu didakwa menerima hadiah dan keuntungan dari sejumlah miliarder termasuk produser keturunan Israel di Hollywood yaitu Arnon Milchan. Netanyahu mendapatkan itu dengan memberi bantuan tertentu kepada para miliarder tadi. Ini dianggap melanggar kepercayaan publik Israel yang telah memilihnya.
“Netanyahu dianggap merusak citra layanan publik dan kepercayaan publik saat menjabat posisi publik terutama sebagai PM dengan mempertahankan hubungan tidak layak dengan sejumlah miliarder selama bertahun-tahun,” begitu isi dakwaan Kejaksaan Agung.
Kasus 2000
Netanyahu didakwa bekerja sama dengan penerbit media Yedioth Ahronoth, Arnon Mozes, untuk melemahkan sirkulasi media rival dengan imbalan mendapat liputan menguntungkan.
Ini menunjukkan Netanyahu melakukan penipuan dan melanggar kepercayaan publik. Mozes akan didakwa dengan suap.
Kasus 4000
Ini dianggap sebagai dakwaan paling serius terhadap Netanyahu. Dia dianggap membuat aturan yang menguntungkan pemegang saham utama perusahaan telekomunikasi Bezeq, Shaul Elovitch.
Netanyahu mendapat imbalan liputan menguntungkan dari media berita Walla. Mandelblit mendakwa Netanyahu dan Elovitch dengan suap. Dakwaan itu menyebut hubungan Netanyahu dan Elovitch sebagai memberi dan menerima. Elovitch disebut mendapat mendapat manfaat sekitar US$500 juta atau sekitar Rp6.8 triliun.