TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat militer Amerika Serikat jenis Bombardier E-11A jatuh di Ghazni, Afghanistan pada Senin kemarin, 27 Januari 2020, waktu AS. Sampai saat ini, penyebab jatuhnya pesawat tersebut masih misterius yang mendorong AS untuk melakukan penyelidikan mendalam.
"Meski proses investigasi masih berjalan, tidak ada indikasi pesawat jatuh karena tembakan musuh," ujar perwakilan militer AS, Kolonel Sonny Leggett, sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa, 28 Januari 2020.
Pada hari Senin, CNN melaporkan bahwa pesawat AS telah jatuh di kawasan Ghazni yang dikenal sebagai daerah kekuasaan Taliban. Pada awalnya jenis pesawat itu tidak diketahui, bahkan diklaim sebagai pesawat komersil. Namun, belakangan, ketahuan bahwa pesawat yang jatuh adalah milik militer AS dengan jenis Bombardier E-11A.
E-11A sendiri adalah tipe pesawat komunikasi. Keberadaannya di udara untuk mensupport jalur komunikasi antar operator di lapangan dengan pusat kendali di markas militer AS. Oleh karenanya, Angkatan Udara AS kerap menyebut E-11A sebagai "Wi-Fi in The Sky".
Dari sisi usai, E-11A juga bukan pesawat lama. Pemakaiannya untuk mendukung komunikasi militer AS baru dimulai pada tahun 2018. Kala itu, E-11A dipakai untuk memastikan personel militer AS terus terpantau oleh markas ketika mereka bertugas ke daerah rawan bahaya. Dengan kata lain, kecil kemungkinan E-11A jatuh karena faktor usia.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengaku sudah mendengar soal jatuhnya pesawat militer Amerika jenis Bombardier E-11A di kawasan musuh. Namun, ia enggan memberikan keterangan karena proses investigasi jatuhnya pesawat masih berjalan.
"Untuk saat ini, tidak ada info yang bisa saya sampaikan. Kami akan menghubungi jika ada perkembangan terbaru," kata Esper.
CNN | ISTMAN M.P.