TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin meluapkan kemarahannya dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi atas serangan milisi pro Iran yang menargetkan fasilitas-fasilitas AS di Irak.
"Menlu menggarisbawahi sekali lagi bahwa serangan-serangan ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap kedaulatan Irak dan kegagalan untuk mengendalikan kelompok-kelompok bersenjata berbahaya ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, 28 Januari 2020.
Tiga roket menghantam kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad pada Ahadu, menyebabkan satu orang terluka, kata seorang pejabat AS dikutip dari CNN. Korban serangan roket mengalami luka ringan dan akan segera kembali bertugas.
Kendaraan Pasukan Keamanan Irak berbaris di jalan di luar kompleks kedutaan AS di Baghdad, Irak 1 Januari 2020. [DoD / Lt. Kolonel Adrian Weale / Handout via REUTERS]
Ada banyak serangan roket di Zona Hijau Baghdad, di mana kedutaan besar AS dan kantor diplomatik beberapa negara barat lainnya berada, dan daerah di sekitarnya dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, seluruh Irak dalam keadaan siaga tinggi karena ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir setelah pembunuhan AS terhadap jenderal utama Iran Qassem Soleimani dan serangan rudal pembalasan Iran terhadap pangkalan Irak yang menampung pasukan AS.
Tidak ada yang langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan hari Minggu.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah terjadi lebih dari 14 serangan oleh Iran dan milisi yang didukung Iran terhadap personel AS di Irak sejak September 2019.