TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump membantah tulisan John Bolton dalam bukunya yang mengungkap bagaimana Trump memberitahu pejabatnya ingin menahan bantuan militer Ukraina untuk investigasi lawan politiknya, Joe Biden dan putranya.
Naskah buku John Bolton yang dibocorkan oleh New York Times 26 Januari mengancam nasib Trump di sidang pemakzulan, ketika tim pembelanya menyangkal ada hubungan penundaan bantuan dengan investigasi yang akan menguntungkan Trump secara pribadi. Dakwaan pemakzulan menuduh Trump menggunakan wewenang kepresidenannya untuk kepentingan politik pribadi, dan ini melanggar konstitusi AS.
"Saya TIDAK PERNAH mengatakan kepada John Bolton bahwa bantuan ke Ukraina terkait dengan investigasi terhadap Demokrat, termasuk Bidens," tulis Trump di Twitter tepat setelah tengah malam.
Trump melanjutkan serangkaian tweet yang menuduh bocoran naskah sebagai promosi buku Bolton. Kemudian Trump kembali membela diri bahwa penundaan bantuan militer tak ada sangkut pautnya dengan investigasi Joe Biden.
I NEVER told John Bolton that the aid to Ukraine was tied to investigations into Democrats, including the Bidens. In fact, he never complained about this at the time of his very public termination. If John Bolton said this, it was only to sell a book. With that being said, the...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 27, 2020
Dikutip dari New York Times, 28 Januari 2020, dalam sebuah naskah untuk bukunya yang akan datang, eks penasihat keamanan AS John Bolton menggambarkan keputusan Gedung Putih untuk menahan bantuan militer dari Ukraina sampai ia meninggalkan Gedung Putih pada bulan September.
Sebagai penasihat keamanan nasional, Bolton akan terlibat dalam banyak diskusi tingkat tinggi tentang Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional John Bolton mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump mengadakan rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 9 April 2018. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Rincian baru datang pada saat para senator hendak membuat keputusan akhir yang kemungkinan terjadi pada akhir pekan, tentang apakah akan mengizinkan bukti baru dan saksi baru, termasuk John Bolton, untuk dihadirkan dalam sidang pemakzulan Trump di Senat. Tim pembela Trump mulai mempresentasikan pembelaannya pada hari Sabtu untuk menentang pemecatan Trump dari jabatannya.
Pengacara Trump mengatakan setelah sekitar tujuh jam argumen bahwa mereka akan melanjutkan presentasi mereka pada hari Selasa waktu setempat, dikutip dari Reuters.
Senator Republik Mitt Romney, seorang moderat yang kadang-kadang mengkritik Trump, mengatakan ada kemungkinan yang berkembang bahwa setidaknya empat senator Republik akan memilih untuk memanggil Bolton untuk bersaksi, yang akan memberi Demokrat suara yang diperlukan di Senat yang dipimpin Partai Republik untuk memanggilnya.
Senat dapat menyelesaikan masalah apakah akan memanggil saksi dalam pemungutan suara pada hari Jumat atau Sabtu. Demokrat mengatakan buku John Bolton semakin mendesak bagi Senat untuk memanggil Bolton sebagai saksi sidang pemakzulan Trump.