TEMPO.CO, Jakarta - Dokter, jurnalis, dan pengguna media sosial mengkritik pejabat Cina setelah menggelar konferensi pers terkait virus Corona pada Ahad kemarin.
Beberapa mengecam gubernur Hubei, yang harus mengoreksi dirinya dua kali selama konferensi pers mengenai jumlah masker wajah yang diproduksi di provinsi tersebut.
"Output tahunan masker wajah adalah 10,8 miliar," kata Wang Xiaodong pada konferensi pers hari Minggu, dikutip dari Reuters, 27 Januari 2020.
Wang kemudian mengkoreksi bahwa jumlah masker sebarnya hanya 1,8 miliar. Namun, beberapa menit kemudian, Wang mengakui bahwa jumlah masker hanya 1,8 juta.
Berita konferensi pers tersebut menjadi tren di Weibo, media sosial Cina serupa Twitter. "Jika dia bisa mengacaukan data beberapa kali, tidak heran penyakitnya telah menyebar begitu parah," kata seorang pengguna Weibo.
"Ini adalah level gubernur provinsi? Beberapa kalimat permintaan maaf dan dia harus melihat catatannya lima kali," kata pengguna lain.
"Dia pikir satu kalimat permintaan maaf akan cukup untuk menyelesaikan masalah? Mari kita tunggu keputusan orang-orang di negara ini."
Petugas medis berpose di tengah kesibukan menangani pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, Cina, 25 Januari 2020. Di tengah berbagai aktivitas, para petugas menyempatkan diri untuk sekedar berfoto bersama demi mengurangi kejenuhan. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO via REUTERS
Sementara kritik terhadap wali kota Wuhan dan pejabat setempat telah meluas dalam beberapa hari terakhir di situs media sosial seperti Weibo, meskipun wadah media sosial di Cina biasanya menghapus konten sensitif tersebut.
Seorang jurnalis senior di sebuah surat kabar Hubei yang dikelola oleh Partai Komunis Cina yang berkuasa menulis di Weibo pada hari Jumat bahwa harus ada pergantian kepemimpinan segera di Wuhan.
Beberapa jam setelah unggahan jurnalis diterbitkan, Hubei Daily meminta maaf kepada pemerintah kota dan para pemimpin karena membuat publisitas negatif, menurut South China Morning Post.
Pengguna juga berbagi gambar di Wechat, yang menunjukkan pejabat keliru memakai masker bedah mereka.
Seorang pejabat terlihat mengenakan masker yang tidak menutupi hidungnya, sementara di gambar lain wali kota Wuhan terlihat terbalik memasang maskernya.
Dan beberapa pengguna media sosial terkejut bahwa mereka diizinkan untuk mengkritik pejabat tingkat tinggi di depan umum.
"Ini adalah pertama kalinya saya mengkritik pejabat senior seperti itu, tetapi saya tidak perlu khawatir akun saya ditutup, atau masuk daftar hitam," kata seorang pengguna Weibo.
Kritik atau skeptisisme adalah hal jarang di Cina mengingat konten internet dikendalikan dengan ketat di bawah kebijakan sensor media.
Bukan hanya warga dan jurnalis, para dokter di Wuhan termasuk di antara mereka yang menyerukan agar pejabat kesehatan dimintai pertanggungjawaban.
Dalam surat publik kepada otoritas kesehatan tinggi Cina, Komisi Kesehatan Nasional, seorang dokter yang mengaku berasal dari rumah sakit ternama di Wuhan menyalahkan lambatnya respons pejabat kesehatan setempat terhadap virus Corona.