TEMPO.CO, Yerusalem – Pangeran Charles mengekspresikan kesedihan pada Jumat, 24 Januari 2020 atas penderitaan dan kesulitan yang dihadapi bangsa Palestina.
Dia menyerukan perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah pada kunjungan hari ketiga saat mengunjungi Yerusalem.
Pangeran Charles, yang merupakan pewaris takhta kerajaan Inggris, bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, di Bethlehem.
Dia juga sempat berdoa bersama tokoh Kristen dan mengunjungi makam neneknya di Gunung Zaitun di Yerusalem. Neneknya berperan menyelamatkan sekeluarga orang Yahudi pada masa Holokaus.
“Hati saya sangat sedih kita terus melihat begitu banyak penderitaan dan perpecahan. Tidak seorang pun tiba di Bethlehem hari ini bisa mengabaikan kesulitan hidup terus menerus dan situasi yang Anda hadapi,” kata Charles dalam kunjungan resmi pertama ke Wilayah Pendudukan Palestina seperti dilansir Reuters pada Jumat, 24 Januari 2020.
Charles, yang merupakan putra sulung Ratu Elizabeth II, melanjutkan,”Saya hanya dapat bergabung dengan Anda dan semua komunitas dalam doa untuk perdamaian yang adil dan abadi. Ini merupakan keinginan terdalam saya bahwa masa depan akan membawa kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi semua warga Palestina, membuat Anda semakin berkembang dan makmur.”
Dia melakukan perjalanan sejauh delapan kilometer menuju Bethlehem termasuk melewati pos mliter Israel dan melewati tembok pembatas beton yang dibangun Israel di wilayah Tepi Barat, yang dikuasai sejak Perang 1967.
Charles, 71 tahun, mengatakan akan menjadi tragedi sangat besar jika komunitas Kristen Palestina kuno menghilang dari Tanah Suci. Ini mengacu pada tren berpindahnya banyak warga Kristen Arab dari Timur Tengah.
Pangeran Charles juga mengatakan,”Saya telah berupaya untuk membangun jembatan antara agama-agama berbeda, sehingga kita bisa saling belajar dan menjadi kuat bersama sebagai hasilnya.”
Charles sempat mengunjungi Masjid Omar di Bethlehem, dan Gereja Kelahiran, yang merupakan tempat kelahiran Yesus di Palestina.
Sebelumnya, Charles sempat mengunjungi makam neneknya Putri Alice, yang merupakan seorang Kristen taat dan penah menyelamatkan satu keluarga Yahudi dari wilayah pendudukan Nazi di Yunani.
Charles juga sempat menghadiri 75 tahun pembebasan kamp kematian Auschwitz di Israel. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh dari berbagai negara termasuk pemuka muslim dan PM Israel Benjamin Netanyahu.