TEMPO.CO, Jakarta - Cina membentuk tim riset nasional yang terdiri dari 14 ahli untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus corona di Cina.
Kementerian Sains dan Teknologi Cina mengumumkan pembentukan tim pada Jumat, sebagai bagian dari proyek sains dan pengetahuan darurat kementerian. Mereka dibentuk setelah pertemuan dengan Komisi Kesehatan dan departemen lain.
Dikutip dari Global Times, 24 Januari 2020, proyek ini akan melakukan 10 aspek riset, termasuk pelacakan virus, transmisi virus, metode deteksi, evolusi, dan pengembangan vaksin.
Ilmuwan pernapasan Zhong Nanshan ditunjuk sebagai kepala tim. Zhong, juga seorang akademisi dari Chinese Academy of Engineering, terkenal dengan karyanya dalam upaya Cina melawan wabah sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003.
South China Morning Post pada 24 Januari 2020 pukul 6.46 pm melaporkan rincian korban virus corona dengan total 902 kasus terpapar dan 26 kematian.
Seorang petugas melakukan pengecekan pada pasien yang terkena penyakit pneumonia akibat virus corona di Rumah Sakit Pusat Wuhan Via Weibo di Wuhan, Cina. Sebanyak 444 kasus dilaporkan di Wuhan di mana 17 di antaranya meninggal. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO/Handout via REUTERS
Pusat Pengendalian Penyakit Cina telah mengidentifikasi 15 staf rumah sakit terinfeksi virus corona di kota Wuhan, tetapi dua sumber yang mengetahui situasi di lapangan mengatakan dokter dan perawat terinfeksi virus jauh lebih cepat.
Wabah ini pertama kali dilaporkan pada 31 Desember, kurang dari empat minggu lalu, dan diidentifikasi sebagai patogen yang sebelumnya tidak dikenal pada 7 Januari.
Selama sebagian besar periode itu, staf medis merawat pasien di rumah sakit Wuhan belum mendapat informasi bahwa virus menular dari manusia ke manusia.
Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan Thailand, serta Hong Kong, Makau, dan Taiwan juga telah melaporkan kasus virus corona yang dikonfirmasi.