Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahkamah Internasional Perintahkan Myanmar Lindungi Rohingya

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Internasional yang dibentuk PBB di Den Haag, Belanda memerintahkan Myanmar untuk mengambil langkah darurat untuk melindungi populasi muslim Rohingya dari persekusi dan mencegah terjadi genosida.

Sebanyak 17 panel hakim dengan suara bulat mengeluarkan perintah kepada Myanmar untuk melindungi Rohingya pada hari Kamis, 23 Januari 2020.

Majelis hakim juga memerintahkan Myanmar harus memastikan lebih lanjut bahwa militer Myanmar tidak melakukan upaya genosida, atau berusaha melakukan genosida, atau berkonspirasi untuk melakukan genosida.

Myanmar juga diperintahkan untuk mencegah perusakan bukti-bukti dan memastikan merawat bukti yang terkait dengan dugaan genosida.

Putusan majelis hakim ini merupakan langkah pertama dengan tujuan pencegahan dan langkah awal kasus hukum Rohingya.

Gambia pada November 2019 mendaftarkan gugatan terhadap Myanmar atas tuduhan melakukan genosida terhadap muslim minoritas Rohingya dan melanggar Konvensi Genosida 1948.

Dalam permohonan ke pengadilan, Gambia mengajukan enam langkah yang perlu dilakukan Myanmar agar memberikan dampak segera untuk mencegah genosida terjadi lebih jauh terhadap Rohingya.

Gambia juga meminta dilakukan langkah untuk tidak menghancurkan bukti-bukti tentang kejahatan genosida terhadap Rohingya.

Myanmar diminta untuk memberikan laporan ke Mahkamah Internasional tentang pelaksanaan langkah-langkah tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gambia juga meminta Mynamar untuk bekerja sama dengan badan-badan di PBB untuk melakukan penyelidikan tentang dugaan kejahatan terhadap Rohingya.

Hakim Abdulaqaqi Ahmed Yusuf yang membacakan perintah majelis hakim menguatkan Konvensi Genosida 1948. Myanmar telah menyebabkan penghancuran tanpa dapat diperbaiki hak-hak Rohingya.

Hakim Yusuf menegaskan keputusan awal ini tanpa prasangka pada kasus ini.

Majelis hakim Mahkamah Internasional dilaporkan telah membuat keputusan yang tidak biasa dengan meminta Gambia membuat laporan ke pengadilan dalam kurun waktu empat bulan setelah perintah ini dibuat, dan setiap enam bulan setelah laporan pertama, hingga keputusan akhir pengadilan dibuat.

Para pakar hukum yang tergabung di International Commission of Jurists menyambut putusan majelis hakim Mahkamah Internasional di Den Haag.

Reed Brody, Komisioner di International Commission of Jurists berujar: "Ini merupakan hari menggembirakan bagi ratusan ribu Rohingya yang telah disingkirkan dari rumahnya, dibunuh dan diperkosa. Pengadilan tertinggi PBB telah mengakui penderitaan mereka."

Lebih dari 100 kelompok masyarakat sipil Myanmar mengeluarkan pernyataan mereka berisikan harapan agar upaya keadilan internasional akan membawa kebenaran dan mengakhiri impunitas.

Keputusan Mahkamah Internasional yang dibentuk PBB ini mengikat secara hukum bagi pihak-pihak dalam kasus persekusi dan genosida terhadap etnis muslim minoritas Rohingya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

8 jam lalu

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)
Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

1 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

1 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

2 hari lalu

Slobodan Milosevic [Strategic Culture Foundation]
Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan beberapa negara ke ICC atas genosida Gaza, Palestina. Berikut pemimpin dunia pernah diadili ICC?


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

3 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

5 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

6 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

7 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

8 hari lalu

Para karyawan melakukan aksi duduk di kantor Google di New York untuk memprotes kerja sama raksasa teknologi tersebut dengan Israel. latimes.com
Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.