TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Cina mengkonfirmasi korban meninggal akibat virus corona bertambah menjadi enam orang dan korban terinfeksi kini melonjak nyaris menembus angka 300. Sebelumnya empat orang dilaporkan meninggal dan korban terinfeksi berjumlah 200 orang.
Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus corona pertama kali terdeteksi dan karenanya virus ini juga disebut virus Wuhan. Kota Wuhan telah mengumumkan serangkaian tindakan baru pada Selasa, termasuk pembatalan perayaan Tahun Baru Imlek yang akan datang, yang diharapkan menarik ratusan ribu orang, dikutip dari CNN, 21 Januari 2020.
Pada Selasa Komisi Kesehatan Nasional Cina mengumumkan bahwa mereka telah menerima 291 kasus dikonfirmasi dari virus corona Wuhan, dengan 77 kasus baru dilaporkan pada 20 Januari.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional, kasus infeksi virus corona terjadi di provinsi Hubei, lokasi di mana Wuhan berada dengan 270 kasus; Beijing ditemukan lima kasus; Provinsi Guangdong 14 kasus; dan Shanghai dua kasus. Kasus yang diduga virus corona juga telah dilaporkan di provinsi Yunnan, Sichuan, Guangxi, dan Shandong.
Korban meninggal naik menjadi enam pada Selasa malam, setelah Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengkonfirmasi bahwa seorang pria berusia 66 tahun dan seorang perempuan berusia 48 tahun meninggal pada 20 Januari.
Komisi kesehatan menambahkan bahwa 60 kasus baru dikonfirmasi pada Senin malam di kota Wuhan, di mana seorang anak berusia 15 tahun adalah yang termuda yang terinfeksi.
Petugas medis membawa kotak ketika berjalan di rumah sakit Jinyintan, di mana pasien pneumonia yang disebabkan virus Corona dirawat di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 10 Januari 2020.[REUTERS]
Penyebaran virus corona Wuhan menyebabkan pasar Asia gelisah pada hari Selasa, dan memicu tindakan penyaringan yang lebih ketat di bandara-bandara di Asia, Australia dan di tiga pusat transit utama di Amerika Serikat, menurut The Telegraph.
Ilmuwan otoritas kesehatan Cina juga menyatakan virus corona bisa menyebar dari manusia ke manusia lain, menambahk kekhawatiran penyebaran luas dan risiko menjadi wabah.
"Sekarang kita dapat mengatakan sudah pasti bahwa itu adalah fenomena penularan dari manusia ke manusia," kata Dr. Zhong Nanshan, seorang ilmuwan yang memimpin panel ahli yang ditunjuk pemerintah mengenai wabah tersebut, mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi yang dikelola pemerintah pada hari Senin, dikutip dari New York Times.
Otoritas kesehatan Cina masih berusaha untuk menentukan asal virus, yang telah dikaitkan dengan pasar makanan laut di Wuhan.
WHO mengatakan hewan tampaknya paling mungkin menjadi sumber utama wabah, dikutip dari Reuters.
Sejauh ini belum ada vaksin untuk virus corona jenis baru.
Pihak berwenang Cina telah meningkatkan upaya pemantauan dan desinfeksi menjelang liburan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari, ketika 1,4 miliar orang Cina akan melakukan perjalanan domestik dan luar negeri.
Korea Selatan pada 20 Januari melaporkan kasus baru virus yang melibatkan seorang pelancong Cina dari Wuhan.
Thailand telah melaporkan dua kasus virus yang dikonfirmasi, keduanya adalah wisatawan Cina dari Wuhan. Jepang juga mengkonfirmasi satu kasus virus corona setelah warganya mengunjungi Wuhan.
Dan baru-baru ini pemerintah Taiwan mengkonfirmasi bahwa penyebaran sudah mencapai kawasannya setelah seorang perempuan Taiwan berusia 50 tahun positif terjangkit virus corona.