TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi dari Kanada pada Rabu, 15 Januari 2020, mendatangi lokasi jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS 752, yang tertembak rudal Iran pada 8 Januari 2020. Menteri Transportasi Kanada, Marc Garneau, mengatakan tim penyidik akan melakukan evaluasi pada pecahan badan pesawat naas itu
“Mereka sudah mengunjungi tempat lokasi jatuhnya pesawat. Hari ini dua orang dari tim penyidik akan mengevaluasi pecahan pesawat. Kami sudah diberi tahu oleh Pemerintah Iran bisa berpartisipasi bukan hanya memecahkan kata sandi dua kotak hitam, tetapi juga melakukan analisa. Kami melakukan ini untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya telah terjadi dan sejauh ini kami belum memiliki petunjuk,” kata Garneau.
Bunga-bunga dan foto-foto para korban pesawat penumpang Ukraina yang jatuh di Iran terlihat pada upacara peringatan di Universitas Alberta, Edmonton, Alberta, Kanada, 12 Januari 2020. REUTERS/Candace Elliott
Dari total 176 penumpang dan awak pesawat, sebanyak 57 penumpang adalah warga negara Kanada. Burung besi itu jatuh tak lama setelah lepas landas setelah tertembak rudal Iran yang meleset yang seharusnya menghantam pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat di Irak.
Dikutip dari reuters.com, Iran menerbitkan visa untuk tim investigasi ini, yang diantaranya dua orang ahli dari Dewan Keamanan Transportasi untuk membuktikan bagaimana dan mengapa Iran pada 8 Januari lalu tak sengaja menembak jatuh pesawat naas itu. Namun Garneau mengatakan tim investigator dari Kanada itu belum diberi akses pada data rekaman penerbangan dan kokpit.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, pada Senin, 13 Januari 2020 mengatakan sebanyak lima negara yang warga negaranya menjadi korban dalam musibah ini akan bertemu di London untuk mendiskusikan menuntut uang kompensasi dan investigasi atas kelalaian fatal tersebut. Saat ini, pihaknya telah membentuk kelompok yang terdiri dari para menteri luar negeri dari negara-negara yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines. Selain Kanada, negara lainnya yang warganya jadi korban adalah Swedia dan Afganistan.