TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban dan masyarakat Iran mulai memakamkan jenazah yang sudah teridentifikasi dari musibah jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS 752. Emosi yang mendalam mengiringi pemakaman.
Bendera nasional Iran yang digunakan untuk menutup salah satu peti mati korban, dikoyak ketika sanak saudara korban mengambil peti mati itu dan ibu korban berteriak ‘sobek itu – sobek’. Kejadian ini terekam video dan di unggah secara online.
Bunga-bunga dan foto-foto para korban pesawat penumpang Ukraina yang jatuh di Iran terlihat pada upacara peringatan di Universitas Alberta, Edmonton, Alberta, Kanada, 12 Januari 2020. REUTERS/Candace Elliott
Pesawat Ukraine International Airlines PS 752 jatuh pada Rabu, 8 Januari 2020 tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, Iran menuju Ibu Kota Kiev, Ukraina. Sebanyak 176 penumpang dan awak pesawat tidak ada yang selamat.
Musibah jatuhnya pesawat ini menimbulkan gelombang kemarahan setelah Iran mengakui terjadi human error saat melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat di Irak, dimana rudal itu meleset dan menjatuhkan seketika pesawat PS 752. Serangan rudal Iran ditujukan sebagai serangan balas dendam atas kematian Jenderal Qassem Soleimani, Kepala Pasukan khusus Quds, Garda Revolusi Iran.
Tak lama setelah musibah jatuhnya pesawat ini terjadi, sejumlah universitas di penjuru Kanada melakukan mengheningkan cipta secara serentak sebagai bentuk penghormatan pada korban, yang banyak dari jumlah korban adalah akademisi, peneliti dan mahasiswa di 19 Universitas di Kanada. Sebagian besar korban pesawat jatuh itu adalah warga negara Iran dan Kanada.
Dikutip dari reuters.com, kejadian pesawat jatuh ini telah memancing gelombang unjuk rasa sampai empat hari terhitung sejak Sabtu, 11 Januari 2020 atau setelah pemerintah Iran menyangkal pesawat naas itu kena tembak rudal yang meleset.
Di beberapa titik unjuk rasa, para demonstran dihadapkan dengan aparat kepolisian yang siap bertindak tegas. Pada Rabu, 15 Januari 2020, media sosial di Iran ramai dengan seruan agar dilakukan unjuk rasa lebih besar, dimana sebelumnya tidak ada seruan semacam ini.
Beberapa video yang beredar di media sosial memperlihatkan bentrok antara kepolisian Iran dengan massa yang berdemonstrasi di beberapa universitas yang menjadi titik berkumpulnya para demonstran.