TEMPO.CO, Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan ingin memberikan kekuasaan kepada parlemen untuk memilih Perdana Menteri berikut rincian tanggung jawabnya.
Namun, seperti dilansir Reuters, Putin mengatakan ingin tetap mempertahankan sistem Presidensial yang kuat seperti yang berlangsung saat ini.
Media Sputnik News melansir Putin setuju dengan ketentuan Konstitusi Rusia yang membatasi masa jabatan Presiden selama dua periode berturut-turut.
“Saya tahu di masyarakat kita ada pemikiran soal batasan seorang Presiden tidak boleh melebihi dua periode. Saya setuju dengan ini,” kata Putin dalam pidato kenegaraan ke – 16 pada Rabu, 15 Januari 2020 seperti dilansir Sputnik News.
Putin mengatakan dia juga setuju dengan usulan untuk melarang anggota parlemen Rusia, gubernur, Perdana Menteri dan pejabat senior pemerintahan memiliki kewarga-negaraan ganda.
Menurut dia, batasan ini sebaiknya tercantum di dalam Konstitusi negara. Dia menyarankan perubahan konstitusi untuk memasukkan ketentuan baru ini dilakukan lewat voting atau referendum.
Komisi Pemilihan Umum Rusia menyatakan voting untuk amandemen perubahan Konstitusi akan dilakukan pada 2020 ini.
Reuters melansir pemilu Rusia untuk memilih Presiden akan kembali digelar pada 2024. Ini artinya kesempatan Putin sebagai Presiden berakhir.