TEMPO.CO, Tanauan – Otoritas Filipina memperingatkan warga bahwa Gunung Taal bisa menyemburkan lava dan debu hingga berminggu-minggu.
Letusan gunung pada Ahad akhir pekan lalu ini telah membuat ribuan warga mengungsi karena khawatir terkena efek letusan.
Kawah Gunung Taal meletus sambil menyemburkan awan debu tinggi dan lava disertai kilatan petir.
“Saat ini ada sekitar 30 ribu warga mengungsi di tempat penampungan,” begitu dilansir Channel News Asia pada Selasa, 14 Januari 2020.
Kepala Lembaga Seismologi Filipina, Renato Solidum, mengatakan letusan gunung ini pernah berlangsung selama berbulan-bulan. Ini membuat otoritas merasa kesulitan untuk memprediksi kapan letusan itu akan berhenti.
“Kami akan menunggu selama beberapa hari hingga dua pekan untuk memastikan apakah letusan gunung sudah berhenti,” kata dia.
Seorang warga bernama Gerald Aseoche, 30 tahun, mengungsi bersama anak-anaknya yang masih kecil dan beberapa barang bawaan.
Dia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama. “Karena saya bisa kehilangan pekerjaan kalau tidak bisa melapor ke kantor,” kata Aseoche, yang bekerja sebagai pengecat rumah, di salah satu lokasi evakuasi.
Aseoche enggan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil karena merasa khawatir letusan gunung masih akan terus terjadi.
Gunung Taal merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Filipina dan kerap menimbulkan gempa. Gunung ini berlokasi di jalur sabuk api atau Ring of Fire di kawasan Pasifik.
Gunung ini terletak sekitar 37 mil atau 60 kilometer sebelah selatan dari ibu kota Manila. CNN melansir otoritas Filipina sudah meminta evakuasi total kepada sekitar satu juta warga yang berada di sisi selatan Manila.
Institut Seismologi dan Vulkanologi Filipina telah menyatakan kesiagaan hingga level empat dari lima. Ini artinya letusan dahsyat Gunung Taal bisa terjadi dalam beberapa jam atau hari ke depan dan bisa mengenai ibu kota Manila.