TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Iran untuk Inggris, Hamid Baeidinejad, meyakinkan informasi tentang jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS 752 akan diserahkan ke tim penyidik asing. Bukan hanya itu, tim ahli dari Kanada, Ukraina dan Amerika Serikat juga akan diundang ke Iran. Informasi yang akan dibagikan itu termasuk data di kotak hitam.
Situs ft.com mewartakan Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, mengatakan produsen pesawat terbang Boeing juga akan diminta untuk mengirimkan perwakilannya agar bisa bersama-sama mengevaluasi kotak hitam.
Petugas meilihat serpihan pesawat Ukraina International Airlines PS 752 yang jatuh usai take off dari bandara Internasional Imam Khomeini di pinggiran Tehran, Iran, 8 Januari 2020. Intelijen AS telah melacak sinyal rudal di radar dan satelit juga mendeteksi dua rudal permukaan-ke-udara dilincurkan, yang diluncurkan sebelum pesawat meledak. social media video via REUTERS
Musibah jatuhnya pesawat itu telah membuat Iran berada di bawah tekanan dunia internasional. Dikutip dari reuters.com, Iran pada Jumat, 10 Januari 2020 telah memperlihatkan bahwa mereka telah menemukan kotak hitam pesawat naas tersebut. Hanya saja, dibutuhkan waktu satu sampai dua bulan untuk membaca data.
Kotak hitam pesawat Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS 752 pada Sabtu, 11 Januari 2020 sudah diputuskan Iran akan dikirim ke Prancis.
Teheran sebelumnya mengatakan pihaknya akan meminta bantuan pada Rusia, Kanada, Prancis atau Ukraina untuk melakukan pembuktian akan apa yang terjadi pada pesawat Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS 752.
Pesawat Ukraine International Airlines nomor penerbangan PS 752 pada Rabu, 8 Januari 2020 jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara internasional Teheran, Iran, menuju Ibu Kota Kiev, Ukraina. Burung besi itu terbang beberapa jam setelah Iran melepaskan serangan rudal ke pangkalan militer pimpinan Amerika Serikat yang ada di Irak.
Teheran pada Sabtu, 11 Januari 2020, sudah mengakui musibah jatuhnya pesawat itu karena tertembak rudal yang tak disengaja akibat human error. Sebagian besar korban adalah warga negara Iran dan Kanada. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau menyalahkan Iran atas musibah yang tak disengaja ini.