TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis dirinya ingin memasukkan negara-negara Timur Tengah ke dalam aliansi NATO.
"Saya pikir NATO harus diperluas dan kita harus memasukkan Timur Tengah, mutlak," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari Reuters, 10 Januari 2020.
Trump mengusulkan peningkatan keterlibatan NATO di Timur Tengah pada hari Rabu, ketika ia membahas serangan Iran terhadap pasukan AS di Irak, yang dilakukan sebagai pembalasan atas serangan drone AS yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani. Qassem Soleimani sendiri memainkan peran utama dalam perang melawan militan ISIS di Timur Tengah.
Trump mengatakan ISIS menghadirkan masalah internasional yang harus dibantu oleh negara lain. "Kami bisa pulang, sebagian besar pulang ke rumah dan menggunakan NATO," kata Trump. "Kami menangkap ISIS, kami mengeluarkan bantuan besar bagi Eropa."
Trump telah menjadi kritikus NATO, menuntut agar Eropa membayar lebih untuk anggaran pertahanan kolektifnya.
Trump bercanda bahwa organisasi itu bisa disebut NATO-ME, atau NATO plus Timur Tengah. Dia mengusulkan nama tersebut kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam panggilan telepon hari Rabu.
Presiden Donald Trump menyebut PM Kanada bermuka dua karena terlihat mengolok-olok kehadiran Trump di KTT NATO. Sumber: Yahoo News
NATO dibentuk pada tahun 1949 sebagai benteng pertahanan timbal balik melawan Uni Soviet untuk mempromosikan keamanan wilayah Atlantik Utara. Aliansi militer, yang berbasis di Brussels, telah berkembang dari 12 menjadi 29 negara anggota.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berbicara pada hari Kamis dengan Stoltenberg untuk membahas serangan Iran dan mengulangi seruan Trump agar NATO terlibat di Timur Tengah, kata Departemen Luar Negeri.
"Keduanya sepakat NATO dapat berkontribusi lebih banyak bagi keamanan regional dan perang melawan terorisme internasional," menurut pernyataan Deplu AS.
Gedung Putih mengatakan Trump menekankan nilai NATO meningkatkan perannya dalam mencegah konflik dan menjaga perdamaian di Timur Tengah.
Duta Besar AS untuk NATO, Kay Bailey Hutchison, mengatakan pada hari Kamis bahwa perjuangan melawan ISIS penting bagi Amerika Serikat dan sekutu NATO.
"Saya pikir apa yang presiden inginkan adalah mencari lebih banyak kerja sama sekutu kami untuk bekerja dengan kami di Irak. Dan itu adalah sesuatu yang Dewan NATO harus bahas dan putuskan bahwa kita akan melakukan lebih banyak," katanya.