TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bahwa jika bukan karena upaya Jenderal Qassem Soleimani dalam memerangi terorisme, Johnson tidak akan tenang di London hari ini.
Selama panggilan telepon pada 9 Januari, kedua pemimpin membahas perkembangan pekan lalu yang meliputi pembunuhan Soleimani dan pembalasan Iran atas target AS di Irak. Mereka juga berbicara tentang perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau perjanjian nuklir Iran 2015, keamanan di kawasan itu, dan hubungan Teheran-London.
Menanggapi pernyataan kritis yang dibuat oleh beberapa pejabat pemerintah Inggris mengenai pembunuhan Soleimani, Rouhani mengatakan kepada Johnson bahwa mereka harus secara serius mempertimbangkan kembali sikap mereka terhadapnya.
"Kalau bukan karena upaya Letnan Jenderal Qassem Soleimani, Anda tidak akan tenang di London hari ini," kata Rouhani, dikutip dari CNN, 9 Januari 2020.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson duduk setelah parlemen Inggris memberikan suara apakah akan mengadakan pemilu dini, di Parlemen di London, Inggris, 10 September 2019.[Parliament TV via REUTERS]
Rouhani menggambarkan serangan rudal balistik Iran terhadap target AS di Irak sebagai pertahanan yang sah berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. "Jika AS membuat kesalahan lain, itu akan menerima respons yang sangat berbahaya," tambahnya.
Presiden Iran menekankan kepada Johnson bahwa akar penyebab dari ketegangan baru-baru ini berasal dari keputusan AS untuk menarik diri dari JCPOA. Dia mengatakan kepada Johnson bahwa jika Eropa kembali ke komitmennya, negaranya akan kembali mematuhi kewajiban nuklirnya juga.
Johnson menyerukan mengakhiri permusuhan dan melanjutkan dialog tentang kesepakatan nuklir Iran dalam panggilan telepon, menurut sebuah pernyataan dari Downing Street.
Johnson menyatakan keprihatinan tentang eskalasi baru-baru ini di kawasan itu dan keamanan pasukan Inggris.
"Perdana Menteri menggarisbawahi komitmen berkelanjutan Inggris untuk JCPOA dan dialog berkelanjutan untuk menghindari proliferasi nuklir dan mengurangi ketegangan," tambah Downing Street.
Boris Johnson juga menyuarakan keprihatinan pemerintah Inggris atas penahanan dan penganiayaan berkelanjutan terhadap Nazanin Zaghari-Ratcliffe dan dua warga negara ganda lainnya di Iran, menyerukan "pembebasan segera" mereka oleh pemerintah Iran, menurut Downing Street.