TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada hari Kamis mendesak Amerika Serikat dan Iran untuk menghindari eskalasi dan membuka dialog untuk mencegah konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Paus menyampaikan permohonan perdamaian dalam pidato tahunan yang kemudian dikenal sebagai pidato "Negara Dunia" kepada para duta besar yang bertugas di Vatikan.
Berbicara selama hampir 50 menit dalam frescoed Sala Regia di Vatikan, pemimpin Katolik Roma yang berusia 83 tahun itu menawarkan gambaran yang paling suram pada 2019, berbicara tentang perang, pemanasan global, xenophobia terhadap migran dan bahaya senjata nuklir.
"Yang paling meresahkan adalah sinyal yang datang dari seluruh wilayah menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat," kata Paus Fransiskus kepada para diplomat dari 180 lebih negara, dikutip dari Reuters, 9 Januari 2020.
Dia mengatakan ketegangan berisiko AS-Iran berisiko menyebabkan konfli baru yang lebih luas.
"Oleh karena itu saya memohon bahwa semua pihak yang berkepentingan menghindari eskalasi konflik dan menjaga nyala api dengan dialog dan menahan diri, dalam penghormatan penuh terhadap hukum internasional," katanya.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pernyataan tentang serangan rudal Iran terhadap pasukan pimpinan AS di Irak, di Foyer Besar di Gedung Putih di Washington, AS, 8 Januari 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Presiden AS Donald Trump mendesak Iran mundur setelah menembakkan rudal ke pasukan AS di Irak pada hari Rabu. Serangan rudal pada Rabu merupakan tindakan pembalasan atas serangan 3 Januari yang menewaskan komandan Iran Qassem Soleimani.
"Keluarga manusia kami terluka dan terluka oleh suksesi perang yang semakin destruktif yang khususnya memengaruhi orang miskin dan mereka yang paling rentan," kata Paus.
"Sedihnya, Tahun Baru sepertinya tidak ditandai oleh tanda-tanda yang membesarkan hati, tetapi dengan meningkatnya ketegangan dan tindakan kekerasan," katanya.
Ketegangan baru-baru ini mungkin membuat Fransiskus tidak mungkin mengunjungi Irak, yang menurut rencana sebelumnya akan dilakukannya tahun ini.
Perang dan konflik telah menyebabkan eksodus umat Kristen dari Irak dan beberapa negara lain di Timur Tengah. Irak adalah rumah bagi banyak gereja ritus timur yang berbeda, baik Katolik maupun Ortodoks.
Paus Fransiskus juga mengatakan dia masih berharap untuk berkunjung ke Sudan Selatan untuk bertemu dengan umat Kristen, yang pernah dilanda saudara.