TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidik Iran mengatakan pesawat Ukraine International Airlines terbakar sebelum jatuh di barat daya Teheran, yang menyebabkan 176 penumpang dan kru tewas pada Rabu.
Ukraine International Airlines Boeing 737-800, terbang ke Kiev dan membawa sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada, jatuh tak lama setelah lepas landas pada hari Rabu dari bandara Teheran Imam Khomeini, dikutip dari Reuters, 9 Januari 2020.
Laporan organisasi penerbangan sipil Iran mengutip saksi di darat dan di pesawat yang lewat terbang di ketinggian yang mengatakan pesawat itu terbakar di ketinggian.
Pesawat berusia tiga tahun, yang memiliki jadwal perawatan terakhir pada hari Senin, mengalami masalah teknis segera setelah lepas landas dan mulai menuju ke bandara terdekat sebelum jatuh, kata laporan itu.
Masalah teknis tidak disebut dalam laporan itu, yang juga mengatakan bahwa tidak ada komunikasi radio dari pilot dan pesawat menghilang dari radar pada ketinggian 2.440 meter.
Sejauh ini tidak jelas apakah ada masalah teknis yang bisa terkait dengan kesalahan pemeliharaan atau bagian yang rusak.
Ekspresi kerabat korban kecelakaan pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines di Bandara Internasional Boryspil di Kiev, Ukraina, 8 Januari 2020. REUTERS/Valentyn Ogirenko
Insiden ini kembali menyorot Boeing, yang menghadapi krisis keselamatan pada pesawat 737, meskipun pesawat yang jatuh di Iran tidak memiliki fitur yang diduga menyebabkan jatuhnya 737 MAX yang telah dilarang terbang.
Laporan Iran menyebut jatuhnya pesawat sebagai "kecelakaan".
Investigasi terhadap kecelakaan pesawat terbang sangat kompleks, sehingga membutuhkan regulator, pakar, dan perusahaan di beberapa yurisdiksi internasional untuk bekerja bersama. Mengeluarkan laporan awal dalam waktu 24 jam jarang terjadi dan butuh waktu berbulan-bulan untuk sepenuhnya menentukan penyebabnya.
Sebuah sumber keamanan Kanada mengatakan ada bukti salah satu mesin terlalu panas.
Menurut CNN, kecelakaan itu terjadi beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal ke dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS sebagai pembalasan atas pembunuhan jenderal Qassen Soleimani, yang mengarah ke spekulasi mengenai waktu insiden itu.
Penilaian awal badan-badan intelijen Barat adalah pesawat itu mengalami kerusakan teknis dan bukan dijatuhkan oleh rudal, kata lima sumber keamanan dari tiga orang Amerika, satu Eropa dan Kanada, yang meminta tidak disebutkan namanya.
Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan para penyelidik Ukraina ingin mencari kemungkinan puing-puing rudal Rusia setelah melihat informasi dugaan serangan rudal di internet.
Ukraina sedang melihat berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan Ukraine International Airlines, termasuk serangan rudal, tabrakan, ledakan mesin atau terorisme.