TEMPO.CO, Jakarta - Iran meluncurkan sebuah serangan rudal ke pasukan Amerika Serikat yang ada di Irak pada Rabu dini hari, 8 Januari 2020. Serangan rudal itu diduga terkait serangan drone atau pesawat tanpa awak yang dilakukan Amerika Serikat (AS) hingga menewaskan Qassem Solemani, Kepala pasukan khusus Quds Garda Revolusi Iran pada Jumat, 3 Januari 2020 di dekat bandara Bagdad, Irak.
Serangan Iran yang menyasar pasukan militer Amerika Serikat di Irak telah meningkatkan kekhawatiran permusuhan Amerika Serikat – Iran di Timur Tengah sudah meluas. Situs reuters.com mewartakan Tehran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik dari wilayah territorial Iran ke setidaknya dua pangkalan militer koalisi pimpinan Amerika Serikat yang ada di Irak.
Iran took & concluded proportionate measures in self-defense under Article 51 of UN Charter targeting base from which cowardly armed attack against our citizens & senior officials were launched.
We do not seek escalation or war, but will defend ourselves against any aggression.
— Javad Zarif (@JZarif) January 8, 2020
Sumber di militer Amerika Serikat mengatakan penembakan rudal-rudal oleh Tehran itu dilakukan pada Rabu, 8 Januari 2020 sekitar pukul 1.30 dini hari. Garda Revolusi Iran mengkonfirmasi penembakan rudal-rudal itu terkait kematian Soleimani akhir pekan lalu.
Garda Revolusi Iran dalam keterangannya menyarankan Amerika Serikat agar menarik pasukan dari Irak demi mencegah jatuhnya korban tewas lebih banyak. Pentagon belum mempublikasi laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan ini.
“Kami sedang menilai kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan. Kami sedang mengevaluasi situasi dan respon kami. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi melindungi dan mempertahan kan personil militer Amerika Serikat, mitra-mitra kami dan sekutu-sekutu kami di kawasan,” kata Juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman.
Salah satu pangkalan militer yang jadi sasaran serangan rudal Iran adalah pangkalan udara al-Asad, yang pada Desember 2018 dikunjungi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Sebelumnya, Hossein Salami, Kepala Garda Revolusi Iran mengatakan pihaknya akan melakukan balas dendam atas kematian Solemani. Bagi masyarakat Iran, Solemani adalah seorang pahlawan nasional, namun dia dipandang berbahaya oleh negara-negara barat yang melawan pengaruh Iran di kawasan teluk.