TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Iran akan memasukkan militer AS dan Pentagon sebagai organisasi teroris sebagai tanggapan atas kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Anggota parlemen Iran Akbar Ranjbarzadeh mengatakan mosi darurat dibuat sebagai tanggapan atas pembunuhan Jenderal Soleimani, menurut laporan Tasnim News Agency, 7 Januari 2020.
Dia mengatakn tindakan baru-baru ini oleh Amerika Serikat harus diidentifikasi sebagai kelompok teroris.
Mosi ini telah ditandatangani oleh anggota dewan pimpinan parlemen dan Komisi Integrasi Anggaran, kata Ranjbarzadeh.
Asadollah Abbasi, juru bicara dewan ketua parlemen Iran, mengatakan pada Senin bahwa mosi akan dimasukkan dalam agenda parlemen dalam sesi terbuka pada hari Selasa.
"Sebagai reaksi terhadap pembunuhan teroris dan pengecut baru-baru ini dari Jenderal Qassem Soleimani dan rekan-rekannya oleh AS dan sebagaimana diputuskan oleh dewan pimpinan, mosi darurat akan dimasukkan ke dalam agenda sidang terbuka parlemen," kata Abbasi, dikutip dari Press TV.
Suasana salat jenazah Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Tehran, Iran, 6 Januari 2020. Official Khamenei website/Handout via REUTERS
Jenderal Qassem Soleimani, wakil kepala Hashd al-Sha'abi (PMU) Irak Abu Mahdi al-Muhandis, dan sejumlah rombongan mereka tewas dalam serangan pesawat drone Amerika di dekat Bandara Internasional Baghdad di Jumat dini hari.
Gedung Putih dan Pentagon bertanggung jawab atas serangan terhadap Jenderal Soleimani di Irak, dengan mengatakan serangan itu dilakukan atas arahan Presiden AS Donald Trump.
Dalam sebuah pesan pada hari Jumat pagi, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa balas dendam yang keras menunggu para penjahat di balik kematian Jenderal Qassem Soleimani.