TEMPO.CO, Jakarta - Thailand untuk pertama kali pada Senin, 6 Januari 2019, membuka klinik khusus pengobatan tradisional dan alternatif yang berbahan utama ganja. Langkah ini bagian dari upaya pemerintah Thailand dalam mengembangkan industri obat berbasis ganja.
“Ini klinik pertama karena kami tidak memiliki cukup dokter yang memiliki keahlian mengenai ganja,” kata Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirankul, seperti dikutip dari asiaone.com, Senin, 6 Januari 2020.
Ilustrasi Ganja. Getty Images
Klinik khusus pengobatan tradisional dengan ganja ini berlokasi di Kota Bangkok, Thailand dan akan buka setiap hari. Pasien akan mendapat perawatan gratis dalam dua minggu pertama sejak klinik dibuka.
Thailand pada 2017 lalu telah melegalkan ganja untuk penggunaan tujuan medis dan penelitian. Hal itu ditujukan pula untuk mendorong pemasukan dari sektor pertanian.
Diperkirakan ada 25 klinik pengobatan berbasis ganja yang menjadi bagian dari rumah sakit umum yang tersebar di penjuru Thailand. Namun tidak seperti klinik khusus pengobatan ganja di Bangkok yang baru saja diresmikan, klinik-klinik itu beroperasi hanya beberapa hari dalam sepekan karena kurangnya staf ahli.