TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 36 orang tewas dan 23 orang lebih luka-luka ketika sebuah penginapan untuk turis di Kamboja yang sedang dalam perbaikan, rubuh pada Jumat, 3 Januari 2020. Runtuhnya bangunan itu menimpa dan membuat para pekerja bangunan yang sedang bekerja disana terjebak.
Sumber di pemerintah Kamboja mengatakan proses pencarian selama dua hari sudah dilakukan dan pada Minggu, 5 Januari 2020 dihentikan. Musibah ini persisnya terjadi di Kota Kep, sekitar 160 kilometer dari selatan Ibu Kota Phnom Penh, Kamboja.
Gedung penginapan turis di Kep, Kamboja, runtuh pada Jumat, 3 Januari 2020. Sumber: reuters.com
Dikutip dari reuters.com, dari total 36 korban tewas itu, enam orang adalah anak-anak dan 14 orang perempuan. Pemerintah Kamboja enggan memberikan penjelasan mengapa ada anak-anak di gedung yang sedang dalam perbaikan.
Gubernur Kep, Ken Satha, mengatakan pemilik gedung tempat penginapan itu adalah pasangan suami istri warga Kamboja. Keduanya sudah ditahan untuk dimintai keterangan. Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, mengatakan tidak ada PNS atau pegawai pemerintah di Provinsi Kep yang dipecat karena peristiwa ini.
“Gedung runtuh bukan hanya terjadi di Kamboja, tapi terjadi dimana-mana, bahkan di Amerika Serikat,” kata Hun Sen.
Pembangunan di Kamboja sedang terjadi besar-besaran untuk melayani wisatawan asal Cina yang naik dan masuknya investor asing. Runtuhnya gedung di Kep terjadi hanya enam bulan setelah 28 orang tewas di sebuah bangunan milik warga negara Cina yang rubuh di Provinsi Preah Sihanouk. Tujuh orang didakwa atas tuduhan pembunuhan tak disengaja. Sedangkan Perdana Menteri Hun Sen memecat seorang petugas penanganan bencana atas insiden ini.