TEMPO.CO, Jakarta - Kepala operasi khusus kelompok milisi pro Iran Kataib Hizbullah, Abu Ali al-Askari, menyerukan semua pasukan keamanan Irak untuk menjauh dari pangkalan militer Amerika Serikat, agar tidak terkena serangan balasan atas kematian Qassem Soleimani dan pemimpin mereka.
Seruan Abu Ali al-Askari diumumkan di Aletejah TV, sebuah saluran TV Irak yang berafiliasi dengan Kataib Hizbullah, menurut laporan CNN, 5 Januari 2020.
Dalam pengumuman itu, pasukan khusus Irak disuruh untuk menjauh dengan jarak minimal 1.000 meter dari pangkalan militer AS.
"Demi keselamatan, anggota pasukan keamanan Irak tidak boleh menjadi perisai manusia untuk menyerang tentara salib," lanjut pengumuman.
Kelompok bersenjata Irak yang lebih kecil yang didukung Iran, Harakat al-Nujaba juga mengeluarkan pernyataan serupa, dengan mengatakan mereka mendukung saudara-saudara Kataib Hizbullah mereka.
Tentara Iran mengawal rangkaian pemakaman Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang dihadiri oleh ratusan warga di Baghdad, Irak, 4 Januari 2020. Donald Trump mengatakan serangan drone Amerika yang menewaskan jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani bukan untuk memulai perang dengan Iran. REUTERS/Khalid al-Mousily
Harakat al-Nujaba menegaskan kembali seruan agar pasukan keamanan Irak menjaga jarak dari pangkalan militer Amerika mulai Minggu malam.
Sementara Anadolu Agency melaporkan serangan rudal terjadi di dekat Kedutaan Besar AS di ibu kota Irak, Baghdad, Sabtu malam.
Menurut sumber keamanan Irak, dua rudal mendarat di dekat kedutaan besar AS di Zona Hijau di Baghdad di tepi Sungai Tigris.
Serangan lain dilakukan di pangkalan udara Balad di provinsi Salah ad-Din utara, yang terletak sekitar 64 kilometer utara Baghdad, yang mencakup pasukan AS dan kontraktor pemerintah.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pernyataan itu juga muncul selama ketegangan yang meningkat di Timur Tengah menyusul pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan drone AS di Baghdad, Irak, awal Jumat.