TEMPO.CO, Jakarta - Belanda kini tidak mau lagi disebut Holland. Untuk memastikan semua orang tidak lupa akan permintaan ini, Pemerintah Belanda mengatakan akan akan berhenti menggunakan nama kecilnya itu per Januari 2020.
Dikutip dari qz.com, Sabtu, 4 Januari 2019, nama Holland mengacu pada 2 dari total 12 provinsi di Belanda, yakni Holland utara dan Holland selatan. Wilayah Holland utara meliputi Amsterdam dan di selatan tempat Kota Rotterdam dan Den Hague berada. Utara dan selatan yang digabungkan ini lalu dikenal dengan nama Holland.
Kinderdijk, desa kincir angin tua yang berada di Kota Lekkerland, Belanda. TEMPO/Rita Nariswari
Pada abad ke-19, Holland utara dan selatan menjadi pusat perekonomian dan kekayaan negara sehingga menjadi nama kecil Belanda untuk keseluruhan wilayah. Walhasil, nama Holland menjadi akrab sampai sekarang untuk menyebut Belanda. Nama situs resmi pariwisata Belanda sendiri bernama Holland.com
Akan tetapi, per Januari 2020, Pemerintah meminta perusahaan-perusahaan, universitas, kantor kedutaan besar dan kementerian agar menyebut pada nama resmi negara itu, yakni Belanda.
“Rasanya agak aneh mempromosikan ke luar negeri hanya sebagian kecil wilayah Belanda, yakni Holland,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda.
Terkait hal ini dan menjelang dibukanya taman bunga tulip, Pemerintah Belanda pun membuat logo baru NL untuk penekanan kata Belanda, yang juga diyakini akan bagus untuk ekspor dan mengundang masuk investasi asing.
Keputusan Belanda itu, diambil menjelang diselenggarakannya Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang dan perlombaan Eurovision Song Contest, dimana pada 2020 Belanda menjadi tuan rumahnya. Belanda mempersiapkan dana ratusan ribu euro untuk kampanye rebranding ini yang diharapkan bisa menarik turis piknik ke wilayah lain di Belanda, selain Holland, setelah ketatnya persaingan di bisnis pariwisata.