TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon mengkonfirmasi Qassem Soleimani, Kepala pasukan elit Quds dari Iran berpangkat Jenderal, tewas terbunuh dalam sebuah serangan udara di dekat bandara Bagdad, Irak, Jumat, 3 Januari 2019. Pemerintah Iran juga mengkonfirmasi kematian Soleimani.
Dikutip dari reuters.com, selain Soleimani, dalam serangan udara itu Komandan Militer Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, penasehat Soleimani, juga ikut tewas. Kematian pejabat tingkat tinggi militer itu tampaknya menjadi pukulan besar buat Iran, yang sudah lama tak akur dengan Amerika Serikat (AS).
Qassem Soleimani. Sumber: Wikipedia
Hubungan Amerika Serikat – Iran dalam sepekan terakhir memanas setelah kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Irak diserang oleh militan pro-Iran. Serangan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat itu dipicu penggerebekan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap militan kelompok Kataib Hezbollah yang didirikan oleh Muhandis.
“Sesuai petunjuk Presiden, militer Amerika Serikat telah mengambil langkah-langkah penentuan sikap pertahanan demi melindungi personel Amerika Serikat di luar negeri yang dibunuh oleh Qassem Soleimani. Serangan udara ini ditujukan untuk menghalangi serangan Iran di kemudian hari,” tulis Pentagon dalam keterangan.
Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan Soleimani terbunuh dalam sebuah serangan drone. Sedangkan pasukan garda revolusi Iran mengatakan dia terbunuh dalam sebuah serangan oleh sejumlah helikopter Amerika Serikat.
Sejumlah gambar yang beredar memperlihatkan puing-puing di sebuah jalan dekat bandara. Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, mengatakan pembunuhan terhadap Soleimani hanya akan memperkuat perlawanan Iran melawan Amerika Serikat dan Israel di Kawasan Timur Tengah dan dunia.