TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian mengatakan kebakaran kebun binatang Jerman yang menewaskan puluhan hewan disebabkan oleh lampion yang dinyalakan oleh ibu dan anak saat perayaan Tahun Baru.
Polisi di Krefeld, dekat perbatasan Belanda, mengatakan ketiga perempuan tersebut, ibu dan dua putrinya, menyerahkan diri setelah mengetahui bencana yang menewaskan lima orangutan, dua gorila dan seekor simpanse terbunuh, bersama dengan kelelawar dan burung.
Menurut laporan RTE, 3 Januari 2029, ketiganya mengaku telah membeli lima lampion di internet dan yakin menyalakan lampion diperbolehkan selama Malam Tahun Baru, kata kepala penyelidik Gerd Hoppmann. Namun, sebagian besar Jerman selama lebih dari satu dekade telah melarang lampion.
"Saya telah melihat sangat banyak mayat manusia," kata Hoppmann. "Dan saya terkejut betapa miripnya manusia dengan tubuh kera besar ketika hangus oleh api."
Ketiga tersangka telah menuliskan lampion dengan harapan baik untuk tahun baru.
Orang-orang mengenang 30 hewan yang mati di luar Kebun Binatang Krefeld setelah kebakaran dahsyat, 1 Januari 2020.[Sky News]
Perempuan yang berusia antara 30 dan 60 tahun menyerahkan diri ke kantor polisi di kota Krefeld pada 1 Januari setelah pihak berwenang mengadakan konferensi pers tentang kebakaran itu, dikutip dari Sky News.
"Mereka meluncurkan lentera dengan harapan baik dan tidak tahu apa yang bisa terjad," kata Hoppman.
Dia mengatakan rincian terbatas akan diberikan tentang para tersangka, yang takut akan pembalasan setelah menerima ancaman.
Jaksa Penuntut Jens Frobel mengatakan ketiganya dituduh melakukan kelalaian yang menyebabkan kebakaran, yang dapat dijatuhi hukuman penjara hingga lima tahun.
Penyelidik menduga hanya satu lampion yang dinyalakan, yang kemudian menyulut api di rumah kera di menit pertama Tahun Baru, sebelum menyebar dengan cepat.
Penyelidik menemukan empat lampion lainnya yang belum dinyalakan kemudian, dengan tulisan tangan berisi harapan untuk Tahun Baru.