TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada Rabu, 1 Januari 2019, meminta maaf setelah menepis dengan emosi tangan seorang perempuan yang berusaha ingin memegang tangan dan menariknya ke arah perempuan itu. Paus Fransiskus mengatakan dia khilaf hilang kesabaran dan telah memperlihatkan sebuah contoh buruk.
Dikutip dari reuters.com, permohonan maaf Paus Fransiskus yang tidak biasa itu disampaikan dalam khutbah pertamanya pada 2020. Paus Fransiskus menegaskan menentang kekerasan terhadap perempuan dan membandingkannya dengan mencemarkan nama Tuhan.
Sebelumnya pada Selasa sore, 31 Desember 2019, Paus Fransiskus, 83 tahun, telah bersikap keras pada seorang perempuan saat Paus asal Argentina itu berjalan di alun-alun St. Peters. Jamaah perempuan yang tidak diketahui namanya itu, secara mengejutkan memegang tangan Paus Fransiskus dan menarik ke arahnya. Paus tampak kesal dengan kejadian ini.
Dalam sebuah rekaman, terlihat Pemimpin Umat Katholik itu berusaha membebaskan dirinya dengan menepuk tangan perempuan tersebut.
“Berkali-kali kita hilang kesabaran, termasuk saya, dan saya meminta maaf atas contoh buruk yang terjadi kemarin,” kata Paus Fransiskus di hadapan ribuan jamaahnya yang berkumpul di alun-alun St. Peter’s, menghadiri misa tahun baru, Rabu, 1 Januari 2019.
Paus Fransiskus menggunakan kesempatan itu untuk mengutuk kekerasan terhadap perempuan di lingkungan masyarakat modern saat ini.
“Semua kekerasan pada perempuan sama dengan melakukan penodaan pada Tuhan. Tubuh perempuan sering dikorbankan dalam papan sebuah iklan, untuk mencari keuntungan hingga pornografi,” kata Paus.
Menurut Paus, tubuh perempuan harus dibebaskan dari segala konsumerisme, dihormati dan dihargai. Perempuan sekarang ini masih ada yang menjadi korban kekerasan, pemukulan, perkosaan, dipaksa bekerja di prostitusi hingga dipaksa aborsi.