Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaleidoskop 2019: PM Hariri Mundur, Lebanon Masih Bergolak

image-gnews
Saad al-Hariri, Perdana Menteri Lebanon mengundurkan diri setelah gelombang unjuk rasa akibat krisis ekonomi. Sumber: Reuters / Benoit Tessier/RT.com
Saad al-Hariri, Perdana Menteri Lebanon mengundurkan diri setelah gelombang unjuk rasa akibat krisis ekonomi. Sumber: Reuters / Benoit Tessier/RT.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2019 merupakan salah satu tahun ujian politik terberat bagi masyarakat Lebanon. Pada 29 Oktober 2019, Saad al-Hariri mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Lebanon. 

Keputusan itu diambil setelah gelombang unjuk rasa selama hampir dua bulan hingga melumpuhkan negara itu. Dalam gelombang unjuk rasa itu masyarakat menuding beberapa pejabat melakukan korupsi hingga menyebabkan perekonomian negara lumpuh. 

"Hari ini saya menemui sebuah jalan buntu," kata Hariri, dalam pengunduran dirinya yang disiarkan lewat televisi. 

Demonstran membawa bendera nasional ketika mereka berdiri di jembatan saat protes anti-pemerintah di Jal el-Dib, Lebanon pada hari Senin, 21 Oktober 2019.[Mohamed Azakir / Reuters]

Dalam pidato pengunduran dirinya itu, Hariri mengingatkan agar partai-partai politik yang ada di Lebanon bertanggung jawab menjaga negara itu. Hariri menyerah setelah upaya terakhirnya menyelamatkan negara dengan meluncurkan paket reformasi ekonomi dan upaya memberantas korupsi, tidak mampu menghentikan gelombang unjuk rasa yang diikuti ribuan orang. 

Sayang, kemunduran Hariri tidak serta merta menyelesaikan lapis demi lapis masalah di Lebanon. Dikutip dari channelnewsasia.com, pada 28 Desember 2019, massa menyebut di luar rumah Perdana Menteri Lebanon yang baru, Hassan Diab. Mereka yang berunjuk rasa menyerukan agar Diab mundur meskipun baru 10 hari memegang jabatan baru. 

Sejumlah bank di Lebanon sudah beroperasi kembali dan terlihat antrian nasabah yang mengular. Sumber: Reuters

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebanon pada pekan terakhir Desember 2019, belum punya kabinet, krisis ekonomi semakin memburuk dampak dua bulan unjuk rasa hingga memaksa Hariri melepaskan jabatan perdana menteri. Unjuk rasa tidak berhenti kendati Hariri sudah mundur. 

Untuk mengatasi kemarahan publik, partai-parti politik bernegosiasi selama beberapa minggu hingga akhirnya muncul nama Diab, seorang profesor dan mantan menteri pendidikan Lebanon. Diab dilantik menjadi perdana menteri Lebanon yang baru pada 19 Desember 2019. 

Diab berjanji dalam tempo enam pekan akan membentuk sebuah pemerintahan yang baru yang terdiri dari para ahli independen. Di Lebanon, untuk membentuk kabinet biasanya bisa memakan waktu berbulan-bulan. Namun unjuk rasa pada Sabtu, 28 Desember 2019, memperlihatkan demonstran masih belum yakin pada janji-janji Diab. 

“Kami disini untuk menurunkan Diab. Dia tidak mewakili masyarakat. Dia itu sama dengan (pejabat) yang lain,” kata salah seorang demonstran. 

Gelombang unjuk rasa dan kebuntuan politik telah membawa Lebanon pada krisis ekonomi terburuk sejak meletup perang sipil di negara itu 1975 – 1990. Komunitas internasional menyerukan agar Lebanon segera membentuk kabinet yang baru supaya bisa menjalankan reformasi-reformasi ekonomi dan membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan internasional.   

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

6 hari lalu

Orang-orang berjalan melewati mobil yang rusak di lingkungan Carrefour Feuilles, yang sepi karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti 19 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

PBB melaporkan bahwa 5,5 juta dari total 11,4 juta orang yang tinggal di Haiti membutuhkan bantuan kemanusiaan. 3 juta di antaranya adalah anak-anak


Pemimpin Geng Haiti Tewas Saat Pembentukan Dewan Transisi Hampir Selesai

6 hari lalu

Kartu remi berlumuran darah tergeletak di lantai di samping mayat dua pria yang ditembak mati di tengah meningkatnya kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti 18 Maret 2024. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Pemimpin Geng Haiti Tewas Saat Pembentukan Dewan Transisi Hampir Selesai

Ernst Julme, yang dikenal sebagai Ti Greg, adalah rekan pemimpin geng kuat Haiti Jimmy "Barbecue" Cherizier.


PM Malaysia Anwar Ibrahim Ucapkan Selamat kepada Prabowo

7 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan pidato seusai penetapan sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kertanegara, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024. Berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara tingkat nasional, Prabowo-Gibran menang di 36 provinsi dengan perolehan 96.214.691 suara. TEMPO/M Taufan Rengganis
PM Malaysia Anwar Ibrahim Ucapkan Selamat kepada Prabowo

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres) Indonesia


Perdana Menteri Irlandia Mengundurkan Diri

8 hari lalu

Leo Varadkar. REUTERS
Perdana Menteri Irlandia Mengundurkan Diri

Leo Varadkar mengumumkan rencana mengundurkan diri. Dia tidak mempublikasi alasan pengunduran diri itu.


Investigasi PBB: Tank Israel Sengaja Menembak Sejumlah Reporter di Lebanon

14 hari lalu

Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023. REUTERS/Issam Abdallah
Investigasi PBB: Tank Israel Sengaja Menembak Sejumlah Reporter di Lebanon

Investigasi Pasukan Sementara PBB di Lebanon menemukan tank Israel membunuh reporter Reuters Issam Abdallah dan melukai beberapa lainnya pada Oktober.


Kurang Dukungan, Geert Wilders Putus Asa Jadi Perdana Menteri Belanda

14 hari lalu

Setelah 25 tahun berkecimpung dalam politik Belanda tanpa memegang jabatan, Wilders dapat memimpin pembicaraan pemerintahan koalisi dan memiliki peluang untuk menjadi perdana menteri Belanda. REUTERS
Kurang Dukungan, Geert Wilders Putus Asa Jadi Perdana Menteri Belanda

Politikus sayap kanan Geert Wilders mengaku tidak mendapatkan dukungan cukup dari koalisi untuk menjadi perdana menteri Belanda.


Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

16 hari lalu

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. AFP/MUSTAFA OZER
Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan


Produk Mebel dan Dekorasi Rumah dari Indonesia Hadir di Pameran Art of Living 2024 di Lebanon

20 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di kawasan Klender, Jakarta, Senin, 8 Januari 2024. Anjloknya ekspor disebabkan kondisi geopolitik dan inflasi besar di negara tujuan ekspor.  Tempo/Tony Hartawan
Produk Mebel dan Dekorasi Rumah dari Indonesia Hadir di Pameran Art of Living 2024 di Lebanon

KBRI Beirut berpartisipasi dalam pameran Art of Living 2024 yang bekerja sama dengan perusahaan dari Indonesia.


Temui Zelensky di Odesa, PM Yunani Disambut Ledakan Rudal Rusia

21 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengunjungi tugu peringatan darurat bagi para korban serangan pesawat tak berawak hari sebelumnya yang merusak parah sebuah gedung apartemen, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Odesa, Ukraina 6 Maret 2024. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Temui Zelensky di Odesa, PM Yunani Disambut Ledakan Rudal Rusia

Serangan rudal Rusia di Odesa Ukraina dilaporkan mendarat 500 meter dari lokasi pertemuan Presiden Volodymyr Zelensky dan PM Yunani Kyriakos Mitsota


Terjerat Skandal dengan Perempuan, PM Peru Mengundurkan Diri

22 hari lalu

Kepala staf Peru Alberto Otarola. Cris Bouroncle/Pool via REUTERS
Terjerat Skandal dengan Perempuan, PM Peru Mengundurkan Diri

PM Peru Alberto Otarola mengumumkan pengunduran dirinya setelah percakapan dengan kekasihnya beredar di media