TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump membagikan meme di Twitter yang menyebut Yesus lebih suka dirinya dibanding Barack Obama.
Dikutip dari Sputniknews, 30 Desember 2019, tweet yang diunggah oleh pengguna Twitter Konservatif pada Januari 2018, menggambarkan seorang pria berambut panjang dengan jenggot dan berjubah yang membawa koper, bertuliskan, "Obama mengusir saya, Trump mengundang saya kembali".
Tulisan itu juga menyatakan bahwa Trump adalah "surga yang dikirim untuk menyelamatkan dan melindungi negara paling makmur, murah hati, dan pada gilirannya, negara yang makmur".
Unggahan Trump ini adalah salah satu klaim ilahiah yang juga pernah dinyatakan sejumlah mantan pejabat dan pejabat pemerintahan Trump, bahwa Trump dikirim oleh Tuhan.
"Terima kasih!" tulis komentar Trump atas meme tersebut, kemduai dia bagikan di akun Instagram-nya.
Thank you! https://t.co/emhA3d8Ojx
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 28, 2019
Pada bulan November, Rick Perry, menteri energi AS, menggambarkan Trump sebagai "yang terpilih" dan mengatakan bahwa dia telah memberi tahu presiden bahwa dia dipilih oleh Tuhan untuk memerintah, menurut laporan The Independent.
Nikki Haley, mantan duta besar AS untuk PBB, mengikuti Perry dengan komentar serupa dan mengklaim pemilihan Trump menunjukkan semuanya terjadi karena suatu alasan.
"Saya pikir Tuhan terkadang menempatkan orang untuk memberi pelajaran dan terkadang menempatkan orang untuk perubahan," kata Haley.
"Dan Anda dapat melihat semua yang telah terjadi (dalam pemilihan presiden Trump), dan saya pikir kami melihat banyak perubahan, dan saya pikir kami mendapat banyak pelajaran."
Sarah Sanders, mantan sekretaris pers Gedung Putih, juga mengklaim bahwa Tuhan "ingin Donald Trump menjadi presiden".
Pada bulan Agustus, Trump mempromosikan klaim bahwa orang-orang Yahudi di Israel mencintainya seolah-olah dia adalah "Raja Israel" dan mengklaim dirinya sebagai "kedatangan Tuhan yang kedua".
Namun, kredibilitas spiritual presiden telah dipertanyakan dalam beberapa hari terakhir.
Awal bulan ini, majalah Kristen Evangelis Christianity Today mendukung pemakzulan Trump dan menyerukan evangelis untuk introspeksi diri tentang dukungan mereka kepada Trump. Trump merespons marah editorial Christianity Today tersebut di Twitter dan menyebut majalah itu pendukung radikal kiri.