TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kejutan dari politik Amerika Serikat datang dari Michael Bloomberg, ketika dia mencalonkan diri sebagai kandidat capres pilpres AS 2020 pada 24 November 2019.
Konglomerat, miliarder, dan mantan wali kota New York itu memaparkan pencalonan dalam situs kampanyenya, menyuarakan diri sebagai calon dengan visi moderat, serta sebagai penggerak dan bukan orang yang cuma bicara, dikutip dari CNN, 25 November 2019.
"Saya mencalonkan diri sebagai presiden untuk mengalahkan Donald Trump dan membangun kembali Amerika. Kita tidak sanggup kena imbas empat tahun atas tindakan Presiden Trump yang ceroboh dan tidak etis," tulis Bloomberg.
Sebagai penentang kebihakan Trump, Bloomberg, yang mengatakan awal tahun ini bahwa dia tidak akan mencalonkan diri, membalikkan keputusannya karena menurutnya tidak ada kandidat di Partai Demokrat saat ini yang dapat mengalahkan Trump November mendatang, menurut pengakuan beberapa orang yang dekat dengan mantan wali kota itu.
Konglomerat Michael Bloomberg, yang juga bekas wali kota New York untuk tiga periode. Reuters
Pencalonan dadakan Bloomberg telah mengguncang pemilihan kandidat Demokrat. Dia telah mengejutkan para pesaing Demokrat-nya dengan memesan hampir US$ 35 juta, sekitar Rp 500 miliar, untuk iklan televisi yang menguraikan biografi dan agenda politiknya.
Menurut laporan Washington Examiner, dikutip pada 14 Desember 2019, Michael Bloomberg mengucurkan US$ 4,2 juta atau Rp 58,7 miliar per hari untuk dana kampanye.
Michael Bloomberg bukan hanya mengucurkan dana kampanye fantastis untuk iklan, tetapi juga menggaji tim kampanyenya hampir dua kali lipat dibanding kandidat lain.
Posisi terendah dalam panitia kampanye Bloomberg digaji US$ 6.000 per bulan atau Rp 84 juta, setara dengan gaji tahunan US$ 72.000 atau sekitar Rp 1 miliar, ditambah layanan kesehatan, mata, dan tunjangan gigi.
Gaji panitia kampanye Bloomberg itu lebih banyak US$ 2.500 (Rp 35 juta) per bulan daripada gaji yang diterima oleh panitia lapangan untuk Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Pete Buttigieg.
Dana kampanye fantastis Bloomberg dikritik oleh pesaing Demokrat lain Elizabeth Warren yang menyebut Michael Bloomberg ingin membeli demokrasi Amerika dengan kekayaannya yang berlimpah.