TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Bek Air Forker yang membawa 100 penumpang dan awak, pada Jumat, 27 Desember 2019, jatuh tak lama setelah lepas landas di Kazakhstan. Sebanyak 12 orang tewas dalam musibah itu.
Dikutip dari reuters.com, burung besi itu mengalami masalah tak lama setelah berangkat dari Almaty menuju Ibu Kota Nur-Sultan. Saat lepas landas dan pesawat mencapai suatu ketinggian, tiba-tiba burung besi itu jatuh menghantam pagar beton dan sebuah gedung dua lantai. Komiter Penerbangan Sipil Kazakhstan mengatakan masih belum diketahui pasti apa penyebab kecelakaan.
“Pesawat miring ke kiri lalu ke kanan kemudian mulai bergetar saat mencoba mencapai suatu ketinggian,” kata Aslan Nazaraliyev, pengusaha, yang selamat dari kecelakaan itu.
Tim investigator menemukan tanda goresan di landasan bandara.
“Sebelum jatuh, pesawat menyentuh landasan dengan ekornya sebanyak dua kali, rem ditarik kembali. Sebuah komite akan dibentuk untuk mencari tahu apakah ini kesalahan pilot atau masalah teknis. Yang pasti landasan bandara dalam kondisi ideal,” kata Wakil Perdana Menteri Kazakhstan, Roman Sklyar.
Sebuah pesawat dengan 100 penumpang dan awak jatuh tak lama setelah lepas landas di Kazakhstan pada Jumat, 27 Desember 2019. Sumber: France24
Wartawan Reuters di lapangan melihat sisa-sisa bagian depan pesawat dan bagian lainnya berserakan di sekitar rumah. Seorang penumpang yang selamat mengatakan dia mendengar bunyi yang sangat mengerikan sebelum pesawat mulai oleng.
“Pesawat terbang miring. Semuanya terasa seperti dalam film. Orang-orang berteriak, menjerit dan menangis,” katanya.
Jumlah korban tewas dalam musibah ini 12 orang dan 49 lainnya dilarikan ke rumah sakit. Beberapa dari korban luka dalam kondisi kritis. Bek Air Forker saat kejadian membawa 93 penumpang dan 5 awak. Kementerian Dalam Negeri Kazahstan mengatakan diantara korban tewas adalah pilot pesawat.