TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat Badai Phanfone yang menghantam Filipina tengah saat Hari Natal naik menjadi 28 pada Jumat.
Badan penanggulangan bencana Filipina juga mengatakan 12 orang masih hilang.
Dikutip dari Reuters, 27 Desember 2019, Topan Phanfone menghantam Selasa malam dengan kecepatan angin hingga 120 km/jam dan hembusan 150 km/jam. Topan merusak ratusan rumah dan menyebabkan banjir di delapan wilayah.
Ini adalah topan ketujuh yang menyerang Filipina tahun ini dan datang ketika jutaan orang di negara yang mayoritas beragama Katolik itu sedang merayakan Natal bersama keluarga.
Sekitar 43.000 orang berada di tempat penampungan sementara pada hari Jumat, di antara 185.000 orang yang terkena dampak topan, yang menghancurkan 49 rumah dan sebagian merusak 2.000.
Seorang pria berjalan melewati puing-puing badai di Biliran, Filipina 26 Desember 2019. dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. [VERMALYN MALOLOY-ON NAVARRETE via REUTERS]
Ada gangguan perjalanan dengan 115 penerbangan dibatalkan dan ribuan orang terdampar oleh penangguhan feri karena badai.
Para pejabat tidak merinci bagaimana korban meninggal, tetapi mengatakan beberapa tertimpa pohon, tersetrum listrik atau tenggelam.
"Orang-orang tidak menyangka bahwa badai itu akan menghancurkan," kata juru bicara badan penanggulangan bencana Mark Timbal.
Televisi menunjukkan kerusakan kecil ke bandara di Kalibo, pintu gerbang alternatif ke pulau liburan Boracay, sementara agen bencana mengatakan 55 sekolah telah mengalami beberapa kerusakan.
Departemen pertanian Filipina memperkirakan kerusakan awal sebesar 569 juta peso atau Rp 156,5 miliar, sebagian dampak besar dirasakan sektor peternakan ikan.