Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Populasi Jepang Menyusut Setengah Juta Tahun ini

image-gnews
Perempuan lanjut usia berjalan di Akita, Prefektur Akita, di Jepang utara, 23 Juni 2018.[REUTERS/Kiyoshi Takenaka]
Perempuan lanjut usia berjalan di Akita, Prefektur Akita, di Jepang utara, 23 Juni 2018.[REUTERS/Kiyoshi Takenaka]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesejahteraan Jepang mengungkapkan jumlah populasi Jepang menyusut 512.000 lebih sedikit dibanding tahun lalu. 

Angka kelahiran Jepang, yang diperkirakan akan turun di bawah 900.000 tahun ini, berada di angka terendah sejak 1874, ketika populasi sekitar 70 persen lebih kecil dari 124 juta saat ini.

Di sisi lain, jumlah angka kematian meningkat. Tahun ini, angka kematian diperkirakan akan mencapai hampir 1,4 juta, level tertinggi sejak akhir Perang Dunia II. Kenaikan angkat mortalitas didorong oleh populasi yang semakin menua.

Kesenjangan antara kelahiran dan kematian telah menempatkan Jepang dalam tekanan demografis. Karena jumlah kelahiran menurun, ada lebih sedikit orang muda memasuki angkatan kerjanya. Itu berarti lebih sedikit orang untuk menggantikan pekerja yang pensiun dan mendukung mereka seiring bertambahnya usia, situasi yang menjadi ancaman serius bagi vitalitas ekonomi Jepang dan keamanan jaring pengaman sosialnya.

Menurut New York Times, 26 Desember 2019, Jepang bukan satu-satunya negara yang harus menghadapi masyarakat yang menyusut. Bahkan Jepang bukan negara dengan tingkat kelahiran terendah. Gelar itu jatuh ke Korea Selatan. Negara-negara lain termasuk Cina dan Amerika Serikat juga menghadapi penurunan angka kelahiran, yang bisa menyebabkan masalah di masa medatang.

Tetapi Jepang adalah negara dengan populasi tak bertambah di dunia, dengan hampir 28 persen penduduknya berusia di atas 65 tahun.

Populasi Jepang secara konsisten menyusut sejak 2007. Saat itu, populasi negara tersebut menyusut sekitar 18.000 orang.

Namun, sejak saat itu, kehilangan populasi telah meningkat, melewati angka setengah juta tahun ini untuk pertama kalinya. Bahkan desa-desa menghilang karena kaum muda memilih untuk tidak memiliki anak, atau pindah ke daerah perkotaan untuk mencari peluang pekerjaan yang lebih baik.

Bangsal kelahiran di Jepang.[Asian Nikkei Review]

The Japan Times melaporkan dari tahun 2002 hingga 2017, 7.000 lebih sekolah di seluruh Jepang ditutup, mayoritas di daerah pedesaan karena angka kelahiran terus menyusut. Ketika semakin banyak sekolah tutup dan layanan lainnya menghilang atau menjadi lebih sulit diakses, keluarga muda akan memiliki lebih banyak alasan untuk tinggal di kota-kota.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah bahkan menawarkan pembayaran tunai hingga 3 juta yen atau Rp 383 juta kepada siapa pun yang mau pindah dari Tokyo untuk bekerja di perusahaan kecil atau menengah atau untuk memulai bisnis, serta berbagai subsidi untuk universitas dan bisnis lokal.

Pemerintah memperkirakan bahwa populasi dapat menyusut sekitar 16 juta orang, atau hampir 13 persen, selama 25 tahun ke depan.

Sebagai tanggapan, Jepang telah melakukan upaya untuk meningkatkan tingkat kesuburan, jumlah rata-rata kelahiran tiap perempuan dari level saat ini sekitar 1,4 menjadi target 1,8, atau masih jauh dari 2,1 yang dianggap perlu untuk menjaga populasi tetap stabil.

Pemerintah telah bergerak untuk mendorong kelahiran dengan meningkatkan insentif bagi orang tua untuk memiliki lebih banyak anak dan mengurangi hambatan untuk memiliki anak.

Tetapi insentif tersebut terbukti tidak mencukupi karena lebih banyak orang di Jepang yang menunda persalinan atau tidak memiliki anak sama sekali, dikarenakan mereka lebih memilih peluang ekonomi atau karena mereka khawatir bahwa peluang ekonomi tidak ada dan merasa bahwa mereka tidak mampu memiliki anak.

Permintaan untuk penitipan anak di Jepang jauh melebihi ketersediaan, sehingga menyulitkan perempuan karir yang bekerja untuk memiliki anak. Selain itu, budaya patriarki Jepang menggambarkan tempat pria seharusnya di kantor dan bukan di rumah, sehingga menyulitkan untuk berbagi tugas mengasuh anak.

Yang semakin mengkhawatirkan adalah angka pernikahan menurun. Jumlah pernikahan turun 3.000 tahun ke tahun menjadi 583.000, menurut data yang dirilis pada Selasa.

Seiring angka kelahiran yang terus menurun, Jepang telah mencoba untuk mempromosikan robot sebagai pengisi kekosongan tenaga kerjanya yang menyusut.

Mereka juga berkomitmen untuk menerima sejumlah kecil imigran untuk menangani pekerjaan penting seperti merawat orang tua. Tahun ini Jepang mulai mengeluarkan lebih dari seperempat juta visa untuk para imigran yang akan melakukan pekerjaan kerah biru.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

22 jam lalu

Tunggal putra Jepang Kento Momota saat ditemui di mixed zone Indonesia Open 2023, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Randy
Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun


Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

1 hari lalu

Orang-orang menikmati bunga sakura di Tokyo, Jepang, 20 Maret 2023. REUTERS/Androniki Christodoulou
Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

3 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

5 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

5 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

9 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

Kementerian Luar Negeri RI memastikan telah menangani kasus video viral WNI di Jepang yang meminta bantuan untuk biaya operasi.


Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

12 hari lalu

Seorang peserta melihat-lihat toilet umum yang didesain ulang sebagai bagian dari proyek untuk mengubah toilet umum menjadi toilet yang dapat digunakan dengan nyaman oleh semua orang, selama Tur Antar-Jemput Toilet Tokyo, di kawasan Shibuya, di Tokyo, Jepang 4 April 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

Satu perjalanan, peserta akan diajak mengunjungi delapan atau sembilan toilet umum di Tokyo dengan menggunakan mobil.


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

13 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

14 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya, 9 Juli 2019. Sampah plastik itu tercampur ke dalam sampah kertas (waste paper) yang diimpor dari negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman dan Hong Kong oleh sejumlah pabrik kertas untuk bahan baku kertas baru. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.