TEMPO.CO, Jakarta - Cahaya kembang api di angkasa dan terangnya kelap-kelip lampu dari pohon Natal memeriahkan perayaan Natal 2019 di Suriah. Di negara itu, umat Kristen adalah kelompok minoritas, namun gegap gempita dalam perayaan Natal bukan hanya milik umat Kristen semata.
Dikutip dari rt.com, umat Kristen masuk dalam salah satu kelompok minoritas yang dipersekusi oleh militan garis keras di Suriah. Kebrutalan kelompok-kelompok radikal di Suriah telah mengoyak Suriah hingga berkeping-keping yang meletup pada 2011.
A look at some of the Christmas trees in Wadi al Nasara(Valley of Christians) located in Homs #Syria pic.twitter.com/X6OW1VbLtT
— G (@SyrianLionesss) December 24, 2019
Saat ini, Damaskus telah merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah yang semula dikuasai oleh kelompok-kelompok pemberontak. Kehidupan di negara itu pun perlahan kembali normal, termasuk perayaan Natal pada tahun ini yang dilakukan secara terbuka dan tanpa kekhawatiran terjadinya kekerasan sekte.
Kota Allepo sebagian besar dihuni oleh umat Kristen Suriah yang secara alami menjadi tempat paling besar dalam melakukan acara-acara Natal di negara itu. Biasanya, ribuan orang akan memadati jalan-jalan di Kota Allepo untuk ambil bagian dalam berbagai festival tentang Natal.
Merry Christmas from #Syria’s #Aleppo, free of ISIS and Al-Qaeda jihadists. A beautiful sight that won’t be seen on mainstream media. pic.twitter.com/2RE8wIfZaT
— Sarah Abdallah (@sahouraxo) December 23, 2019
Ibu Kota Damaskus pada tahun ini juga tak ketinggalan ikut memeriahkan Natal dengan diadakannya pesta kembang api di alun-alun Abbasiyeen. Selain kembang api, digelar pula acara parade dan mobil hias.
Teriring pula doa syukur berakhirnya ancaman yang terus menerus penembakan oleh para militan garis keras. Dalam beberapa tahun terakhir, separuh dari wilayah Suriah dikuasai oleh kelompok-kelompok garis keras yang terus-menerus diberantas oleh pemerintah Suriah.