TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Selasa, 24 Desember 2019, untuk pertama kali melakukan pertemuan tatap muka dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe setelah kedua negara saling bersitegang.
Dikutip dari reuters.com, pertemuan itu terjadi disela-sela pertemuan trilateral bersama Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, di Kota Chengdu, Cina. Pertemuan tiga negara itu membahas denuklirisasi Korea Utara – Amerika Serikat.
Bagi Presiden Moon dan Perdana Menteri Abe pertemuan trilateral itu merupakan sebuah kesempatan untuk memperbaiki hubungan setelah Mahkamah Agung Korea Selatan pada tahun lalu memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang memberikan kompensasi kepada masyarakat Korea Selatan yang mengalami kerja paksa selama penjajahan Jepang di Korea Selatan pada 1910 – 1945.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-In disambut oleh Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo pada saat kedatangannya untuk sesi foto di KTT para pemimpin G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019. [REUTERS / Kim Kyung-Hoon / Pool]
Hubungan kedua negara diperburuk saat Jepang memberlakukan larangan ekspor bahan-bahan kebutuhan dasar untuk produk-produk teknologi tingkat tinggi ke Korea Selatan. Bahan-bahan itu biasanya digunakan oleh manufaktur chips di Korea Selatan. Larangan ini telah merusak keamanan kerja sama kedua negara yang sama-sama sekutu Amerika Serikat.
Juru bicara Presiden Moon, Ko Min-jung, mengatakan kedua kepala negara setuju untuk bertatap muka guna membicarakan segala perbedaan terkait sejarah dan hubungan perdagangan kedua negara. Presiden Moon dan Perdana Menteri Abe sama-sama setuju ingin menyelesaikan segala perbedaan ini melalui dialog.
Pertemuan sela Abe dan Moon di Chengde, Cina, dilakukan secara tertutup. Wakil Sekertaris Kabinet Jepang, Naoki Okada, mengatakan dalam pertemuan itu keduanya sama-sama mengakui pentingnya dialog, kendati masih ada perbedaan-perbedaan substantif antara kedua negara.