TEMPO.CO, Seoul – Pasukan komando Amerika Serikat dan Korea Selatan menggelar latihan bersama untuk meningkatkan kemampuan tempur.
Salah satu simulasi perang yang mereka lakukan adalah melakukan infiltrasi ke markas musuh.
Latihan ini digelar menjelang tenggat akhir Desember yang ditetapkan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, untuk proses negosiasi denuklirisasi dengan AS.
“Pasukan komando AS dan Korea Selatan menyerang sebuah fasilitas musuh dan membawa keluar satu orang dengan tangan terikat di belakang,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 23 Desember 2019.
Ini merupakan latihan gabungan pertempuran rutin, yang digelar pada November 2019. Latihan digelar di markas AS di Kota Gunsan, yang terletak di Korea Selatan barat daya.
Seorang pejabat Korea Selatan mengatakan latihan itu didesain sebagai operasi penyelamatan sandera. Ini merupakan bagian dari latihan kontra-terorisme yang digelar setiap tiga bulan dengan negara sekutu.
Militer AS dan Korea Selatan tidak merespon permintaan penjelasan soal latihan ini.
Rilis foto latihan militer ini dilakukan oleh Layanan Distribusi Informasi Visual Pertahanan AS. Ini terjadi menjelang tenggat 31 Desember 2019.
Tenggat ini ditetapkan Pyongyang kepada Washington, untuk melunakkan sikapnya terkait pelonggaran sanksi dan proses negosiasi tentang denuklirisasi. Layanan ini dikelola oleh Departemen Pertahanan AS.
Media Korea Selatan, Chosun Ilbo, melansir foto ini dan menyebut latihan ini merupakan simulasi skenario untuk menangkap pejabat eksekutif Korea Utara.
Beberapa cuplikan gambar dari rekaman video Pentagon menunjukkan seorang lelaki mengenakan seragam militer Korea Utara terjatuh setelah terdengar letusan suara tembakan oleh salah satu komando.
Selama ini, rezim Korea Utara menuding militer AS dan Korea Selatan mencoba menjatuhkan rezim itu lewat kebijakan bermusuhan.
Rezim Kim Jong Un juga menyebut latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS sebagai bagian dari plot untuk menghancurkan kepemimpinan negara itu dan latihan menjelang perang.
Pemerintah Korea Selatan sebelumnya pernah menyiapkan unit pasukan khusus, yang akan diluncurkan pada 2017, dengan tugas menangkap dan melumpuhkan pejabat tinggi Korea Utara jika perang terjadi.
Seperti dilansir Channel News Asia, Presiden AS, Donald Trump, dan Kim Jong Un dari Korea Utara, telah bertemu dalam dua pertemuan puncak di Singapura pada 2018 dan Vietnam pada 2019 untuk mencari solusi denuklirisasi. Namun, kedua negara belum mencapai kesepakatan. Tim negosiasi masih terus bekerja dengan melibatkan negara sekutu masing-masing yaitu Korea Selatan, Cina, dan Jepang.