TEMPO.CO, Jakarta - Dokumen pemerintah yang baru dirilis menunjukkan Donald Trump menahan bantuan militer untuk Ukraina 90 menit usai menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli.
Pejabat Trump di kantor anggaran Gedung Putih telah memerintahkan Pentagon untuk membekukan dana keamanan untuk Ukraina.
"Berdasarkan pedoman yang telah saya terima dan mengingat rencana pemerintah untuk meninjau bantuan ke Ukraina, termasuk Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina, harap tunda pengiriman bantuan oleh DoD (Departemen of Defense/Pentagon), sambil menunggu arahan dari proses itu," kata Mike Duffey, Pejabat Gedung Putih di Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB), yang bertanggung jawab untuk mengawasi uang keamanan nasional dan pejabat politik Trump pada 25 Juli, dikutip dari CNN, 23 Desember 2019.
Email Duffey menunjukkan bahwa ia tahu penahanan itu dapat menimbulkan kekhawatiran.
"Mengingat sifat sensitif dari permintaan itu, saya menghargai Anda menyimpan informasi yang dipegang erat oleh mereka yang perlu tahu untuk menjalankan arahan," kata Duffey.
Ketika pemberitahuan resmi akan dikirim hari itu, ini adalah tanda pertama yang jelas bahwa bantuan itu ditahan tidak lama setelah panggilan telepon di mana Trump menekan Zelensky untuk penyelidikan yang dapat meningkatkan popularitas Trump secara politis.
"Jika pernah ada argumen bahwa kita perlu Tuan Duffey datang untuk bersaksi, ini adalah informasi itu. Email ini eksplosif. Seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang kami minta, telah mengaku menghentikan bantuan militer 90 menit setelah Trump memanggil Zelensky....Apa lagi yang Anda butuhkan untuk meminta saksi? " kata Chuck Schumer, pemimpin minoritas Senat dari Demokrat.
Kantor anggaran membantah ada kaitan penahanan bantuan militer dengan telepon Trump dan Presiden Ukraina.
"Sangat gegabah mengaitkan penangguhan bantuan ke panggilan telepon. Seperti yang telah ditetapkan dan dilaporkan secara publik, penahanan bantuan diumumkan dalam pertemuan antarlembaga pada 18 Juli," kata Rachel Semmel, juru bicara OMB.
Transkrip percakapan telepon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: reuters.com
Ketika seorang pejabat OMB memberi tahu lembaga lain tentang penahanan itu pada 18 Juli, perlu dicatat bahwa tindakan resmi pertama untuk menahan bantuan Pentagon datang pada hari yang sama saat panggilan Trump dengan Zelensky.
Panggilan antara Trump dan Zelensky berlangsung dari jam 9.03 sampai jam 9.33 pagi dan kemudian email dari Duffey tercatat pada jam 11.04 siang.
Email yang sama juga muncul di tempat lain dalam kurun waktu yang sama yang dirilis Jumat dengan waktu 3.03 siang.
Seorang hakim memerintahkan OMB dan Pentagon untuk menyerahkan dokumen-dokumen itu kepada Center for Public Integrity pada Jumat sebagai tanggapan atas permintaan Undang-undang Keterbukaan Informasi (Freedom of Information Act/FOIA). Center for Public Integrity menerbitkan dokumen pada Jumat malam.
Dokumen-dokumen itu menyoroti percakapan antara dua organisasi pemerintah yang melaksanakan perintah Presiden bahkan di tengah kekhawatiran oleh beberapa pihak bahwa mereka dapat melanggar undang-undang.
Salah satu tanda paling awal kekhawatiran Presiden Trump tentang dana berasal dari laporan yang diterbitkan Washington Examiner pada 19 Juni yang membahas bantuan militer yang disetujui kongres untuk Ukraina dengan total US$ 250 juta atau Rp 3,5 triliun.
Presiden rupanya memperhatikan artikel itu dan Duffey bertanya kepada kepala keuangan Pentagon tentang rencana untuk mendukung Ukraina pada hari yang sama ketika artikel itu diterbitkan.
"Presiden telah bertanya tentang pelepasan dana ini, dan saya telah ditugasi untuk menindaklanjuti seseorang di sana untuk mendapatkan detail lebih lanjut," kata Duffey.
Trump akan melanjutkan untuk membekukan dana dan ketika pembekuan berlarut-larut, para pejabat mulai khawatir bahkan jika penahanan bantuan dicabut.
Meskipun rilis ini telah disunting dan disensor, dokumen tersebut memaparkan bagaimana pejabat Trump ikut andil menunda bantuan Ukraina, sebagai bukti yang digunakan Demokrat untuk menyelidiki dan memakzulkan Donald Trump.