TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump meminta pengikut Twitter-nya berdoa untuknya sebelum pemungutan suara pasal pemakzulan oleh DPR AS pada Rabu.
"Bisakah Anda percaya bahwa saya akan dimakzulkan oleh Radikal Kiri, pemalas Demokrat, DAN AKU TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN!" Trump pada Rabu pagi, dikutip dari POLITICO, 19 Desember 2019. "Hal yang mengerikan. Baca Transkrip. Ini seharusnya tidak pernah terjadi pada Presiden lain lagi. Mari berdoa!"
Tetapi seruan religius itu pada akhirnya memberi jalan disusul cacian dengan huruf kapital kepada Demokrat ketika para anggota parlemen DPR bergerak lebih dekat ke pemungutan suara bersejarah, yang akan membuat Trump menjadi presiden ketiga yang dimakzulkan.
"ITU KEBOHONGAN RADIKAL KIRI, DEMOKRAT PEMALAS," tulisnya lima jam kemudian. "INI ADALAH SERANGAN TERHADAP AMERIKA, DAN SERANGAN KEPADA PARTAI REPUBLIK!!!!"
Trump mengunggah 46 kicauan ke Twitter sebelum tengah hari, ketika DPR penuh bersiap untuk mengesahkan pasal yang menuduh presiden menyalahgunakan kekuasaannya dan menghalangi penyelidikan Kongres. Pemungutan suara masih berlangsung ketika Demokrat dan Republik saling berdebat berjam-jam.
Can you believe that I will be impeached today by the Radical Left, Do Nothing Democrats, AND I DID NOTHING WRONG! A terrible Thing. Read the Transcripts. This should never happen to another President again. Say a PRAYER!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 18, 2019
Dikutip dari CNN, Trump menghabiskan 24 jam sebelum pemungutan suara dengan menelepon para pejabat tinggi dan anggota parlemen Republik, menurut beberapa orang yang akrab dengan aktivitasnya, mengungkapkan kemarahan di Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan melihat ke depan seperti apa persidangannya di Senat nantinya.
Pemakzulan telah menghabiskan banyak hari dan malam Trump bulan ini, antara mendiktekan surat marah kepada Pelosi, menelepon rekan-rekannya untuk meluangkan waktu senja dan merencanakan pembelaannya dalam sidang Senat.
Dia telah mengomel tentang pemakzulan dalam panggilan telepon dengan anggota Kongres Partai Republik selama beberapa hari dan malam terakhir, menurut beberapa sumber GOP (Grand Old Party/Republik).
Trump mengadakan pertemuan pagi yang biasa dengan ajudan dan anggota kantor penasihat Gedung Putih, kata seseorang yang akrab dengan sesi itu, yang menjadikannya sebagai rutinitas biasa.
Di Oval Office pada hari Selasa, Trump mengatakan dia tidak akan menonton pemungutan suara di DPR. Tetapi dia akan terus dikabarkan dan diberi pengarahan tentang proses hari itu, menurut pejabat senior Gedung Putih.
Setelah penyelidikan selama berbulan-bulan dan berbagai audiensi publik, Demokrat menyimpulkan bahwa Donald Trump menahan ratusan juta dolar bantuan militer dan pertemuan Gedung Putih, untuk menekan para pejabat Ukraina mengumumkan penyelidikan terhadap saingan pilpres Joe Biden, yang dapat meningkatkan peluang pemilihannya kembali.