TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pembeli di jaringan supermarket Aldi di Australia mengaku merasa kesal karena coklat seharga 100 dolar Australia atau sekitar Rp1 juta, yang telah dibelinya, tidak bisa dikembalikan.
Pembeli ini mengatakan dia batal membeli coklat berukuran besar itu karena rencananya untuk memberi hadiah ke rekan kantor tidak terlaksana.
“Saya juga tidak ingin berlama-lama membuat antrean panjang di kasir,” kata dia seperti dilansir News pada Selasa, 17 Desember 2019.
Pembeli ini merasa alasan yang disampaikan staf supermarket itu tidak masuk akal. Staf mengatakan tidak bisa menerima kembali coklat mahal itu karena ada kemungkinan sudah terjamah tangan.
“Padahal batang coklat itu dalam keadaan terbungkus plastik. Dan jika alasannya kemungkinan coklat sudah terjamah tangan, kenapa alasan itu tidak diterapkan untuk semua produk makanan,” kata dia.
Sejumlah netizen perempuan mengatakan pihak supermarket seharusnya mau menerima pengembalian coklat itu.
“Kalau ada tanda bukti pembelian seharusnya bisa dikembalikan,” kata salah satu netizen.
Lainnya mengatakan alasan itu terdengar konyol. “Kenapa tidak bisa mengembalikan coklat jika produk makanan lain bisa dikembalikan? Apa bedanya?” kata salah satu netizen.
Netizen lain justru setuju dengan sikap jaringan supermarket. Mereka mengatakan tidak mau membeli coklat yang sudah dikembalikan oleh pembeli lainnya. “Kalau saya sejujurnya tidak mau membeli coklat seperti itu. Saya setuju dengan aturan ini. Saya akan kesal jika membeli coklat yang sudah pernah dibawa pembeli lain ke rumahnya. Baik bungkusnya sudah pernah dibuka atau belum,” kata netizen lainnya.
Aldi merupakan jaringan supermarket terkenal di Australia. Di laman situs Aldi.com.au, manajemen menulis pembeli boleh mengembalikan produk yang dirasakan kurang sesuai. “Kepuasan Anda penting bagi kami,” begitu tertulis laman. Namun, laman ini tidak menjelaskan secara detil mengenai aturan pengembalian coklat.