TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Selandia Baru di penjuru negara itu pada Senin, 16 Desember 2019, mengheningkan cipta serentak selama satu menit sebagai bentuk penghormatan pada para korban letusan gunung berapi di Pulau White, Selandia Baru, akhir pekan lalu. Kepolisian negara itu sampai sekarang masih melakukan pencarian dua korban hilang.
Dikutip dari reuters.com, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memimpin mengheningkan cipta serentak satu menit. Dia berdiri dengan didampingi para menterinya di gedung parlemen Beehive di Wellington, Selandia Baru.
“Mereka yang telah kehilangan nyawa akan selamanya memiliki keterkaitan dengan Selandia Baru dan kami akan selalu mengenang mereka,” kata Ardern dalam unggahannya di Instragam.
Masyaralat Selandia Baru mengheningkan cipta serentak untuk menghormati mereka yang tewas dalam musibah gunung meletus di Pulau White. Sumber: Reuters.com
Kantor Kedutaan Amerika Serikat di Wellington mengunggah sebuah foto di Twitter yang memperlihatkan para staf mengheningkan cipta dengan kepala tertunduk. Amerika Serikat mengibarkan bendera setengah tiang. Salah satu warga negara Amerika Serikat masuk dalam daftar korban tewas.
Jumlah resmi korban tewas akibat letusan gunung berapi Whakaari di Pulau White sebanyak 16 orang. Dari jumlah itu, dua jasad diyakini hanyut terbawa air di sekitar pulau. Aparat kepolisian masih melakukan pencarian atas dua jasad itu.
Sedangkan 26 orang korban luka-luka masih dirawat di beberapa rumah sakit di Selandia Baru dan Australia. Banyak dari korban luka mengalami kondisi kritis dengan sejumlah luka bakar.
Sebelumnya pada Jumat, 13 Desember 2019, tim penyelamat menemukan enam jenazah di Pulau White. Namun dua korban hilang itu sejauh ini belum ditemukan meski sudah dilakukan pencarian berjam-jam pada akhir pekan lalu. Komisioner kepolisian Selandia Baru, Mike Bush mengatakan pihaknya akan membantu para penyelam Angkatan Laut melanjutkan pencarian pada Senin, 16 Desember 2019.