Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sekjen PBB Kecewa dengan Hasil Konferensi Perubahan Iklim

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Petugas polisi menahan seorang pengunjuk rasa Pemberontakan Punah dalam mengkampanyekan Perubahan Iklim di dekat Gedung Parlemen di London, Inggris, 8 Oktober 2019. Menekan pemerintah untuk melakukan Perubahan Iklim, sejumlah demonstran mendirikan tenda di jalanan. REUTERS/Henry Nicholls
Petugas polisi menahan seorang pengunjuk rasa Pemberontakan Punah dalam mengkampanyekan Perubahan Iklim di dekat Gedung Parlemen di London, Inggris, 8 Oktober 2019. Menekan pemerintah untuk melakukan Perubahan Iklim, sejumlah demonstran mendirikan tenda di jalanan. REUTERS/Henry Nicholls
Iklan

TEMPO.COMadrid – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, Antonio Guterres, mengaku merasa kecewa dengan hasil Konferensi Perubahan Iklim COP 25 di Madrid, Spanyol, yang berakhir pada Ahad, 15 Desember 2019.

Guterres menilai konferensi ini tidak membawa kesepakatan yang cukup kuat untuk melakukan aksi bersama mengurangi emisi karbon pada 2020.

“Saya merasa kecewa dengan hasil COP 25,” kata Guterres seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 15 Desember 2019.

Guterres menilai,”Komunitas internasional kehilangan kesempatan penting untuk menunjukkan ambisi yang lebih kuat dalam mitigasi bencana, adaptasi dan keuangan mengatasi krisis iklim ini.”

Selama empat hari menjelang penutupan kemarin, para partisipan dari sejumlah negara, yang tergabung dalam Conference of Parties 25 atau COP 25, berusaha keras mencapai kesepakatan untuk mengatasi pemanasan global.

Deklarasi dari konferensi perubahan iklim yang disponsori PBB ini memang menyebut soal kebutuhan mendesak untuk pengurangan emisi baru karbon. Ini dilakukan untuk menutup celah yang membesar antara komitmen dalam Kesepakatan Paris dengan implementasinya saat ini.

Ini merupakan upaya global untuk mengurangi peningkatan suhu di bawah 2 derajat Celsius.

“Hari ini, warga negara dunia meminta kita untuk maju lebih cepat dan lebih baik,” kata Carolina Schmidt, menteri Lingkungan Chile, dan Presiden COP 25, dalam sidang pleno penutupan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Tina Eonemto Stege, yang merupakan utusan dari Marshall Islands, mengecam kesepakatan Madrid ini dan menyebutkan tidak cukup untuk mengatasi ancaman eksistensial akibat naiknya permukaan air laut.

“Sayangnya, teks baru yang kita adopsi pagi ini tidak merefleksikan apapun yang mendekati yang kita inginkan. Ini batasan minimum dan kami menyayangkan sikap negara-negara yan tidak setuju untuk membuat teks kesepakatan lebih ambisius,” kata dia.

Konferensi perubahan iklim ini dihadiri utusan dari sekitar 200 negara. Tujuannya adalah memfinalisasi aturan main atau rulebook untuk Kesepakatan Paris 2015 dalam mencapai target kenaikan suhu Planet Bumi di bawah 2 persen.

“Negara besar yang seharusnya melaksanakan tugasnya tidak memenuhi ekspektasi,” kata Laurence Tubiana, CEO Yayasan Iklim Eropa. Dia juga merupakan juru runding utama dari Prancis dan menjadi arsitek utama Kesepakatan Paris.

“Untungnya ada aliansi progresif dari sejumlah negara kepulauan kecil, Eropa, dan Afrika serta Amerika Latin, kami mendapatkan hasil terbaik melawan kehendak negara penghasil polusi terbesar.”

Soal ini, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, justru menyalahkan Eropa soal perubahan iklim. “Saya ingin tahu apakah ada resolusi yang mewajibkan Eropa melakukan reforestasi. Atau mereka hanya akan mengganggu Brasil,” kata Bolsonaro. Selama ini, dia menjadi sasaran kritik berbagai negara karena melonggarkan aturan main eksploitasi hutan Amazon yang luas untuk kepentingan sejumlah investor dari Cina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

17 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

1 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

1 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

1 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

Philippe Lazzarini mengatakan saat ini ada "kampanye berbahaya" oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

1 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

3 hari lalu

Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

Lima orang pelapor khusus PBB menilai Iran dan Israel sama-sama melanggar hukum internasional dalam serangan berbalas baru-baru ini.


Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

3 hari lalu

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menghadiri 2nd Stakeholders Consultation Meeting, the 10th World Water Forum di Bali, Kamis, 12 Oktober 2023. (BMKG)
Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membahas masalah kesenjangan sistem peringatan dini bencana di forum UN OCean Decade di Spanyol.


Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

3 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.


PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

3 hari lalu

Kepala IAEA, Rafael Grossi. Reuters
PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.