TEMPO.CO, Hong Kong – Demonstran Hong Kong menggelar unjuk rasa dalam beberapa kelompok kecil di pusat perbelanjaan dan terlibat bentrok dengan petugas keamanan.
Mereka berunjuk rasa saat Kepala Eksekutif Carrie Lam sedang mengunjungi Beijing, Cina, untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
“Sekelompok demonstran terlihat mengenakan masker wajah berwarna hitam berjalan memasuki mal dan berteriak ‘Berjuang untuk kebebasan’ dan ‘Kembalikan keadilan kepada kami’,” begitu dilansir Channel News Asia pada Ahad, 156 Desember 2019.
Di Telford Plaza di kawasan Kowloon Bay, terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas anti-huru hara yang menyemprotkan merica untuk membubarkan demonstrasi ini.
Sejumlah orang terlihat ditangkap dan didorong ke lantai lalu diborgol sebelum polisi membawa mereka pergi.
Di daerah Shatin, polisi menembakkan satu gas air mata di luar New Town Plaza Mal dan membawa pergi sejumlah orang.
Unjuk rasa di sini berlangsung rusuh dengan sebagian orang memblokir pintu masuk ke mal. Sejumlah dinding kaca di mal terlihat pecah dan ada tulisan grafiti menggunakan tinta semprot di lokasi.
Polisi mengatakan sejumlah toko mengalami kerusakan fisik. Sejumlah toko tutup lebih awal.
Unjuk rasa di Hong Kong berlangsung sejak Juni 2019 untuk menolak penggodokan RUU Ekstradisi, yang memungkinkan warga diadili di Cina.
Meski RUU ini batal disahkan, warga terus berunjuk rasa menilai Beijing melakukan intervensi terhadap Hong Kong, yang memiliki status semi-otonom. Beijing menolak tudingan ini.
Warga Hong Kong mendesak agar sistem demokrasi diterapkan secara penuh sehingga mereka bisa memilih pemerintahan yang melindungi kepentingannya.