TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump bereaksi ketika pada Jumat, 13 Desember 2019 DPR menyetujui dua tuntutan untuk memakzulkannya. DPR Amerika Serikat dikuasai oleh rival politik, Partai Demokrat.
“Pemakzulan itu berita bohong. Ini sebuah kepalsuan. Tidak ada hal salah yang saya lakukan. Menggunakan wewenang pemakzulan untuk hal tidak masuk akal ini sungguh memalukan bagi negara ini,” kata Trump dari Gedung Putih tak lama setelah pemungutan suara selesai dilakukan.
Dikutip dari reuters.com, Presiden Amerika Serikat itu mengatakan masyarakat sudah jijik dengan segala proses permohonan pemakzulan ini yang tanpa disadari menguntungkan Trump.
“Ini hal yang sungguh menyedihkan bagi negara kita, namun tampaknya ini bagus buat saya secara politik,” kata Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), dan anggota DPR AS, Adam Schiff, kiri. Fox News
Permohonan pemakzulan terhadap Trump muncul ketika pada Juli 2019 Trump melakukan pembicaraan per telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Dalam pembicaraan itu, Trump meminta Zelenskiy menginvestigasi Biden.
Dalam sidang sesi dengar di Washington, DPR yang dikuasai Partai Demokrat menuduh Presiden Trump telah membahayakan Konstitusi negara, membahayakan keamanan nasional dan merusak integritas pemilu 2020 lewat tindakannya itu.
Hunter Biden, putra Joe Biden, pernah bekerja di sebuah perusahaan bidang energi di Ukraina. Dia dituduh telah mengambil keuntungan pribadi untuk keluarganya dari sejumlah peluang bisnis. Namun Hunter berkeras, tidak melakukan hal yang salah terkait pekerjaannya di Ukraina dan Cina. Sedangkan Joe Biden saat ini saingan terberat Trump dalam pemilu 2020.