![Maurizio Cattelan.[Artnet News]](https://statik.tempo.co/data/2019/12/06/id_895316/895316_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Adalah Maurizio Cattelan, seniman eksentrik Italia, yang menciptakan karya seni pisang dilakban ke dinding yang dijual seharga US$ 120.000 atau Rp 1,7 miliar.
Maurizio Cattelan juga menciptakan karya seni toilet emas berjudul "America" pada 2017. Kini dia membuat kejutan dengan menempelkan pisang ke dinding stan galeri Perrotin di Art Basel Miami Beach.
Dikutip dari Artnet News, 6 Desember 2019, karya seni itu berjudul "Comedian" dan harganya US$ 120.000 atau Rp 1,7 miliar. Ada tiga karya seni pisangnya, dan dua yang pertama terjual pada hari pembukaan.
Seorang perempuan Prancis adalah salah satu pembeli edisi pertama. Yang lain seorang pria Prancis membeli edisi kedua. Cattelan menaksir hingga US$ 150.000 atau Rp 2,2 miliar untuk edisi ketiga.
Dikabarkan dua institusi telah menyatakan minatnya terhadap karya ini.
Kara seni pisang dilakban ke dinding berjudul "Comedian" oleh Maurizio Cattelan.[Perrotin/Maurizio Cattelab/Artnet News]
Dikutip dari Daily Mail, Cattelan sangat spesifik ketika memilih buah yang tepat untuk karyanya. Dia juga dengan hati-hati mempertimbangkan di mana pisang akan ditempatkan di dinding.
Perrotin, yang telah bekerja dengan seniman selama 27 tahun, terkejut banyaknya perhatian yang didapat dari pisang.
"Ini keajaiban. Saya tidak tahu bagaimana ini terjadi!...Ketika kami mulai bekerja bersama, saya harus berjuang untuk meyakinkan kolektor satu per satu untuk membeli karyanya," kata pendiri galeri Emmanuel Perrotin.
Perrotin tidak khawatir tentang seseorang yang datang untuk mencuri potongan pisang, karena karya ini tidak memiliki nilai tanpa sertifikat keaslian dari Cattelan.
Pasalnya, toilet emas America karya Cattlelan pernah menjadi berita utama internasional pada September setelah toilet dicuri dari Istana Bleinheim di Inggris.
Lima orang telah ditangkap sehubungan dengan pencurian toilet emas 18 karat dengan nilai US$ 6 juta atau RP 84,2 miliar.
Bagi banyak orang, Comedian adalah objek pelajaran dalam ekses dunia seni, absurditas pasar seni, dan ketidaksetaraan kekayaan yang sekarang menentukan ekonomi global. Faktanya, hampir semua kritik yang kita lakukan pada batang pisang: malas, sinis, dan bahkan tidak orisinal.
Dulu, sekitar 10 tahun yang lalu, seniman Adriana Lara menunjukkan kulit pisang di tanah sebagai karya seni, dan Darren Bader telah memajang buah-buahan dan sayuran segar di atas tiang alas.
Pada 1999, Cattelan menempelkan pedagang seni Italia Massimo De Carlo ke dinding galeri seninya. Dua puluh tahun kemudian, dia mengulangi pekerjaan itu dengan pisang, sebuah simbol.
Cerita latar belakang karya seni pisang dilakban juga sangat menarik dan aneh. Setiap kali dia bepergian, kata Perrotin, Cattelan membawa pisang dan menggantungnya di kamar hotelnya untuk menemukan inspirasi.
Sebelum penjualan, pendiri galeri Emmanuel Perrotin, mengatakan bahwa pisang adalah simbol perdagangan global, tujuan ganda, serta perangkat klasik untuk humor.
Menurut pernyataan pers dari Galerie Perrotin, seperti dikutip dari CNN, sang artis mengaku ide itu muncul pertama kali setahun yang lalu.
"Saat itu, Cattelan memikirkan sebuah patung yang berbentuk seperti pisang," katanya. "Setiap kali dia bepergian, dia membawa pisang dan menggantungnya di kamar hotelnya untuk mencari inspirasi. Dia membuat beberapa model: pertama dalam resin, kemudian dalam perunggu dan perunggu dicat sebelum akhirnya kembali ke ide awal pisang yang nyata," lanjut Perrotin.
Di pameran New Art Dealers Alliance, seorang kolektor mengatakan orang-orang kaya suka membeli barang-barang konyol, dan tampaknya lebih disukai. Mereka memilih mengeluarkan uang untuk seni daripada kapal pesiar atau saham Facebook.
"Ketika Anda menghindari hal-hal yang mudah, dan Anda memperhatikan nuansa, maka Anda secara kebetulan mengatakan sesuatu yang orang lebih suka untuk tidak didengar," kata Cattelan bulan lalu.
Orang mungkin melihat pisang Cattelan sebagai karikatur dari hiruk pikuk manusia. Karya seni pisang dilakban Maurizio Cattelan menyampaikan humor gelap, dan itu ada pada kita semua.
