TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut Amerika Serikat memesan sembilan kapal selam nuklir canggih untuk menghadapi ancaman militer Cina.
Ini adalah kontrak termahal pembangunan kapal oleh angkatan laut dengan total US$ 22,2 miliar atau Rp 313 triliun lebih. Kontrak besar-besaran kapal selam nuklir kelas Virginia datang tak lama setelah beberapa bulan Armada Pasifik AS memperingatkan adanya penumpukan angkatan laut Cina yang besar, dan kesulitan US Navy mendapatkan cukup banyak kapal selam untuk menghadapinya.
"Kesepakatan itu menandai respons terbaru Angkatan Laut AS terhadap kekuatan militer Cina yang meningkat dan tindakan agresif di Pasifik Barat," kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, seperti dikutip dari CNN, 4 Desember 2019.
"Angkatan Laut Cina menjadi lebih baik dan lebih besar sehingga Angkatan Laut AS harus merespons," katanya. "Itu tidak membuat Cina menjadi musuh, tetapi tindakan Cina benar-benar diawasi."
Sepuluh Kapal selam kelas Virginia Blok IV dibangun, pada tahun fiskal 2014-2018, dengan mengurangi biaya. Perubahan desain skala kecil dilakukan untuk memperpanjang siklus pemakaian komponen kapal. Saat ini sedang dikembangkan kelas Virginia Blok V, yang akan menggunakan Virginia Payload Module (VPM). Empat VPM akan ditempatkan pada Virginia Blok V, masing-masing VPM dapat memuat tujuh rudal jelajah Tomahawk. U.S. Navy/General Dynamics
Kapal selam nuklir kelas Virginia adalah kapal selam peran ganda Angkatan Laut AS. Kapal selam ini mampu melawan kapal selam lain, kapal permukaan dan target darat, serta melakukan operasi khusus termasuk pengumpulan intelijen dan pengintaian.
Delapan belas kapal selam sudah beroperasi dalam armada Angkatan Laut dan 10 kapal selam lainnya dalam tahap konstruksi.
"Banyak kerja keras di seluruh tim untuk menyusun kontrak sedemikian rupa untuk menyeimbangkan risiko antara pemerintah dan pembuat kapal," kata James Geurts, pejabat tinggi akuisisi Angkatan Laut AS, seperti dikutip dari Defense News. "Jika pembuat kapal memenuhi target, penghematan multi-tahun akan menjadi 16,5 persen, atau US$ 4,4 miliar (Rp 62 triliun) dalam bentuk tabungan. Jadi ini hari yang sangat penting bagi kami."
Angkatan Laut AS juga membuka kemungkinan memesan kapal selam nuklir kelas Virginia ke-10, yang akan menjadikan total nilai kontrak US$ 24 miliar atau Rp 338,5 triliun.