Kepada pemerintahan di Mesir, Al-Najjar mengatakan bahwa Usamah secara terbuka membeli bakteri jenis E-Coli dan Salmonella dari sejumlah laboratorium di Eropa Timur dan Asia. Di Ceko, Eropa Timur ia membeli E-Coli dan Salmonella, sedangkan di Asia Tenggara ia membeli anthrax. Disebutkan Usamah membeli wabah penyakit itu untuk perang. Namun tak disebutkan perang melawan siapa.
Yang jelas operasi penyebaran bakteri mematikan ini dilakukannya secara diam-diam. Kelompok Usamah, menurut Al-Najjar, memesan bakteri-bakteri itu lewat surat dan membayar dimuka senilai 5.000 poundsterling atau lebih dari Rp. 73 juta lebih kepada agen tersebut. Transaksi itu tidak sulit, karena mereka membungkus bakteri itu dengan tanaman biologi, sehingga tersamar.
Sebenarnya, kata Al-Najjar, dulu pembelian itu juga dimaksudkan untuk menyuplai gerakan Islam fundamentalis di Indonesia dan Filipina yang menjadi jaringan Usamah bin Ladin. Untuk biaya di indonesia ini, agen dari Usamah Bin Ladin dibayar sebesar 2.585 poundsterling atau lebih dari Rp. 35 juta ditambah biaya mengapalkan anthrax.
Al-Najjar adalah seorang narapidana di Mesir yang berupaya menggulingkan pemerintahan Mesir bersama rezim Islam fundamentalis. Ia mulai menjalani kurungan penjara seumur hidup sejak akhir tahun lalu. Dia kini menjadi seorang informan pada aktifitas Al-Qaida. (E. K. Dewanto-Tempo News Room/Ananova)