TEMPO.CO, Madrid – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, Antonio Guterres, mengatakan masyarakat dunia harus memilih harapan dan bukannya menyerah dalam perang melawan perubahan iklim.
Guterres juga memperingatkan pemerintah yang menghadiri pertemuan puncak perubahan iklim di Madrid, Spanyol, bahwa mereka berisiko melewati batas akhir untuk memperbaiki bumi.
“Apakah kita benar-benar ingin diingat oleh generasi mendatang sebagai orang yang bersikap acuh, yang bermain-main saat Planet Bumi terbakar?” kata Guterres dalam sesi pembukaan pertemuan selama dua pekan di Madrid, Spanyol, seperti dilansir Reuters pada Senin, 2 Desember 2019.
Guterres melanjutkan,”Satu merupakan jalan menyerah, yang berarti kita melewatkan begitu saja batas akhir soal ini. Satu opsi lain adalah jalan harapan. Jalan untuk bersikap untuk solusi yang berkelanjutan.”
Delegasi yang hadir bakal membahas cara-cara untuk mengatasi perubahan iklim dan penerapan Kesepakatan Iklim Paris. Ini menyangkut aturan mengenai perdagangan karbon, yang dilihat vital untuk memulai tindakan cepat mengurangi emisi.
Pertemuan puncak ini juga dilihat sebagai uji coba luas masyarakat internasional untuk berkomitmen mengatasi perubahan besar dalam suplai energi, transportasi, dan industri. Para ilmuwan mengatakan dunia perlu beralih dari penggunaan energi fosil ke energi ramah lingkungan secara cepat untuk menghindari bencana.
Seorang mahasiswa jurnalistik, Mark Montegriffo, yang datang dari London, Inggris, ke lokasi acara bergabung dengan belasan pemrotes yang tergabung dalam Extinction Rebellion.
“Ini membutuhkan transformasi radikal tapi ini dimulai di jalanan, di sini,” kata dia, yang berusia 22 tahun ini.
Secara terpisah, aktivis lingkungan hidup, Greta Thunberg, mendekati peraritan Kota Lisbon, Portugal, dengan menaiki perahu catamaran. Dia melintasi Laut Atlantik dari New York menuju Madrid untuk menghadiri acara perubahan iklim ini. “Dia datang untuk mendesak aksi global mengatasi perubahan iklim,” begitu dilansir Reuters Tv.