TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat presiden dari Partai Demokrat Elizabeth Warren mengecam miliarder Michael Bloomberg pada Senin karena meluncurkan anggaran US$ 37 juta (Rp 522 miliar) untuk iklan kampanye pilpres AS di televisi. Warren menuduh mantan wali kota New York City mencoba membeli demokrasi Amerika.
Bloomberg, 77 tahun, seorang bos media yang bisa menggunakan kekayaan pribadinya untuk kampanye pilpres dan mengatakan dia tidak akan menerima sumbangan, secara resmi maju sebagai kandidat presiden Demokrat pada hari Minggu.
Dilaporkan Reuters, 26 November 2019, Warren, 70 tahun, seorang senator liberal AS dari Massachusetts dan salah satu calon Demokrat terkemuka menurut jajak pendapat, telah mengusulkan pajak kekayaan pada miliarder dan seringkali menentang korporasi Amerika, sesuatu yang dikritik Bloomberg.
Di sebuah acara yang dihadiri pendukungnya di Ankeny, Iowa, Warren membuka pidatonya yang mengecam taktik Bloomberg.
"Michael Bloomberg bertaruh tentang demokrasi pada tahun 2020. Dia tidak membutuhkan orang, dia hanya membutuhkan tas dan kantong uang. Saya pikir Michael Bloomberg salah," kata Warren.
"Itulah tepatnya apa yang sekarang dimainkan pada tahun 2020 - visi mana, versi demokrasi kita yang mana yang akan menang. Jika versi demokrasi Michael Bloomberg menang maka demokrasi akan berubah," katanya.
Konglomerat Michael Bloomberg, yang juga bekas wali kota New York untuk tiga periode. Reuters
Bloomberg tidak akan mengomentari pernyataan Warren, tetapi pada acara kampanye pertama Bloomberg hari Senin di Norfolk, Virginia, ia membela penggunaan kekayaannya untuk mendukung pencalonannya.
"Selama bertahun-tahun saya telah menggunakan sumber daya saya untuk hal-hal yang penting bagi saya," kata Bloomberg, menurut video yang diposting oleh PBS. "Saya akan membuat kasus saya dan membiarkan pemilih yang cerdas membuat pilihan mereka."
Masuknya Bloomberg ke dalam perlombaan, kurang dari tiga bulan sebelum kontes pencalonan Demokrat dimulai, mencerminkan keprihatinannya bahwa tidak satu pun dari 17 kandidat lain yang bisa menghadapi presiden Republik Donald Trump dalam pemilihan November mendatang.
Terlepas dari status Warren di antara pesaing dalam jajak pendapat, orang-orang moderat seperti Bloomberg khawatir rencana ekspansi program pemerintah yang mahal akan mengasingkan pemilih di negara-negara bagian yang sulit dimenangkan Demokrat.
Pada saat yang sama, beberapa Demokrat terkesima oleh kinerja kampanye yang tidak merata dari mantan Wakil Presiden Joe Biden, 77 tahun. Sementara kandidat utama lainnya, Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, 37 tahun, dianggap terlalu muda dan tidak berpengalaman untuk maju pilpres AS 2020.