TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Amnesti Internasional pada Selasa, 19 November 2019, menyebut lebih dari 100 demonstran terbunuh di 21 kota di Iran selama unjuk rasa memprotes kenaikan harga bahan bakar pada akhir pekan lalu. Sejumlah penembak jitu diduga menembak para pengunjuk rasa dari atap-atap dan sebuah helikopter.
“Kami sangat yakin jumlah korban jiwa lebih banyak dari yang diperkirakan, dimana sejumlah laporan memperkirakan korban jiwa sekitar 200 orang,” tulis Amnesti Internasional dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari reuters.com, Rabu, 20 November 2019.
Dewan Nasional Perlawanan Iran melakukan aksi unjuk rasa terhadap kenaikan harga bensin, di Berlin, Jerman 17 November 2019. REUTERS/Hannibal Hanschke
Gelombang unjuk rasa di Iran meletup pada Jumat, 15 November 2019, yang memprotes kenaikan harga minyak setidaknya 50 persen. Sumber di Iran mengatakan pada Selasa, 19 November 2019, pemerintah telah memberikan subsidi atau sehari setelah Garda Revolusi Iran memperingatkan akan mengambil tindakan jika unjuk rasa tidak berhenti.
Amnesti Internasional yang bermarkas di London, Inggris, mengatakan setidaknya 106 pengunjuk rasa di 21 kota telah terbunuh, dimana hal ini berdasarkan sejumlah laporan kredibel dari para saksi mata, video yang terverifikasi dan informasi dari para aktivis HAM. Amnesti Internasional menyebut sejumlah laporan mengungkap pola mengerikan pembunuhan tanpa dasar hukum oleh pasukan militer Iran dengan menggunakan kekuatan militer berlebihan demi membubarkan unjuk rasa damai dan sesuai undang-undang.
Menurut lembaga Amnesti Internasional, pasukan intelijen dan apara keamanan tidak memulangkan jasad-jasad mereka yang tewas kepada keluarga. Sebaliknya jenazah tersebut segera dimakamkan tanpa sebuah otopsi yang independen.
Otoritas Iran mengatakan sekitar seribu orang sudah di tahan dalam unjuk rasa ini. Beberapa rekaman video yang di unggah ke media sosial memperlihatkan unjuk rasa masih terjadi di sejumlah kota pada Senin malam, 18 November 2019. Dalam rekaman itu terlihat pula kehadiran pasukan militer Iran di jalan-jalan. Namun unggahan di sosial media itu belum bisa diverifikasi.
Ratusan orang yang umumnya kalangan muda Iran, turun ke jalan sejak Jumat kemarin mengutarakan kemarahan mereka atas naiknya biaya hidup, dugaan korupsi di tubuh pemerintah dan semakin lebarnya kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin di Iran.